Portal berita lokal yang menyajikan informasi dari Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan secara cepat, tepat, dan akurat.

KPU Jepara Gelar Pendidikan Pemilih Pemula, Ini Tujuannya

MURIANEWS, Jepara – Meski saat ini belum ada tahapan Pemilu atau Pemilukada, KPU Jepara menggelar Program Pendidikan Pemilih Pemula. Langkah itu dilakukan untuk membangun ruang kesadaran berdemokrasi sejak dini.

Ketua KPU Jepara Subchan Zuhrie menyatakan, KPU Jepara berkewajiban untuk bisa terus mendorong lahirnya kesadaran dalam berdemokrasi. Khususnya di kalangan remaja yang merupakan pemilih pemula, kesadaran ini harus ditumbuhkan sebagai upaya terciptanya iklim demokrasi yang baik.

Dalam program ini pihaknya mengundang sekitar 50 pelajar untuk mengikuti pendidikan pemilih pemula yang diselenggarakan KPU Kabupaten Jepara di ruang pertemuan Resto Maribu, Selasa (20/10/2020) lalu.

Mereka adalah representasi dari pelajar SMA, MA, dan SMK. Sebagian lagi perwakilan dari organisasi pelajar seperti Ikatan Pelajar NU dan Ikatan Pelajar Putri NU, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, serta perwakilan dari generasi muda dari lintas agama, baik Islam, Katolik, Kristen, Hindu, dan Budha.

Penyelenggaraan kegiatan itu dilakukan dengan standar penuh prosedur kesehatan pencegahan Covid-19 karena sudah berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Jepara.

“Kegiatan pendidikan pemilih menjadi salah program kegiatan yang dijalankan KPU meski tidak dalam tahapan pemilu maupun pilkada. Kondisi pandemi membuat KPU menyesuaikan teknis penyelenggaraannya, baik standard protokol kesehatan yang ketat serta terbatasnya jumlah peserta. Pada 2020, pendidikan sudah dilakukan sejak awal Maret. Pendidikan para calon pemilih pemula disebut sangat strategis karena mereka belum pernah memiliki pengalaman memberikan hak suara di pemilu maupun pilkada,” ujar Subchan Zuhrie, Rabu (21/10/2020).

Melalui kegiatan ini, KPU Jepara berharap, setidaknya para peserta bisa diajak untuk mendiskusikan bagaimana membangun ruang kesadaran berdemokrasi. Khususnya bagi remaja yang pada kesempatan pemilu atau pilkada terdekat akan mengambil pilihan-pilihan politik, hal ini bisa menjadi bekal bagi mereka. Dengan kesadaran berdemokrasi yang tumbuh di kalangan pemilih pemula, maka kualitas demokrasi akan bisa menjadi semakin baik.

Sementara, Muhammadun salah satu komosioner KPU Jepara yang menjadi salah sumber, menyebut kesadaran berdemokrasi atau berpolitik dipengaruhi beberapa hal.

Pada era sebelum internet berpartisipasi di ruang demokrasi, faktor keluarga bisa jadi menjadi lingkungan sentral yang memberi warga pemilih pemula dalam partisipasinya dalam proses demokrasi. Pilihan politik bagi para pemilih pemula biasanya dipengaruhi dari lingkungan keluarga.

Namun pada era sekarang, selain keluarga, lingkungan digital seperti media sosial banyak memberikan warna dan pengaruh.  Kegiatan membaca, berdiskusi, bermedia sosial bisa memberi warna pengetahuan dan bisa memengaruhi kesadaran politik seseorang termasuk pemilih pemula.

Banyak riset-riset yang menunjukkan besarnya arus percakapan politik yang melibatkan remaja dan anak-anak muda di ruang digital. Di luar hajat pemilu atau pilkada, aktivitas daring remaja membentuk pola dan kecenderungan sikap-sikap politik mereka.

“Generasi muda punya kesempatan emas untuk memutus praktik demokrasi yang tak sehat, dengan memberi warna-warna baru yang lebih kreatif, partisipatif, menarik, dan sehat. Ini butuh proses, dan usaha-usaha itu tidak boleh berhenti,” kata Muhammadun, dalam kesempatan yang sama.

 

Reporter: Budi Erje

Editor: Supriyadi

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.