Kamis, 28 Maret 2024

Bantu Sang Ibu, Mahasiswi Cantik di Kudus Ini Tak Malu Jualan Nasi

Yuda Auliya Rahman
Senin, 5 Oktober 2020 19:32:21
Zumrotul Musyaiyadah (22) berjualan di WM Nyantol Mbak Yun. (MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman)
  MURIANEWS, Kudus – Gadis berparas cantik dengan senyum yang sangat manis tampak dengan cekatan melayani setiap pembeli yang datang. Ia adalah salah seorang mahasiswi IAIN Kudus yang bernama Zumrotul Musyaiyadah (22). Ada sapaan akrabnya, tanpa rasa sungkan dan malu ia membantu orang tuanya berjualan di sebuah warung bernama 'WM (Warung Makan) Nyantol Mbak Yun’ yang berada di Desa Bacin, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus. Tepatnya di sebelah barat lapangan Desa Bacin Kudus. Nama warung yang cukup unik tersebut juga menjadikan penasaran banyak orang. Menurutnya, nama tersebut tak berkaitan dengan paras dan senyumnya yang manis dan bisa membuat seorang pembeli jadi suka (nyantol). “Dulu nama itu diberikan, karena sering ada tukang ojek online yang nongkrong di sini. Tak berselang lama menunggu ojek online tersebut sering dapat orderan. Setelah itu akhirya diberi nama WM Nyantol Mbak Yun,” kata mahasiswi semester tujuh Program Studi Ekonomi Syariah itu, Senin (5/10/2020). Karena ayahnya sedang sakit lambung dan sempat dirawat di rumah sakit, ia kini menggantikan ibunya untuk berjualan di warung yang sudah berdiri selama dua tahun tersebut. Namun, belum lama ini ayahnya sudah dibolehkan pulang dari RSUD Loekmonohadi Kudus. [caption id="attachment_196843" align="aligncenter" width="880"] Mahasiswi cantik ini cekatan melayani pembeli yang datang ke warungnya. (MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman)[/caption] Dengan paras cantik, berkulit putih dan senyum manis tak sedikit pula pembeli yang meminta nomor WAnya. Bahkan ada mahasiswa yang menempati kontrakan di dekat warungnya, yang terkadang hanya sekedar datang untuk memberikan jajan. “Kalau yang masak itu ibu. Sudah semenjak enam bulan lalu saya berjualan, biasanya saya dibantu tante, tapi hari ini dibantu nenek saya. Sebab tante baru ada urusan. Ya ada beberapa yang minta nomor WA tapi tidak pernah saya kasih,” jelasnya. Disinggung mengenai kecekatanya melayani pembeli, ia mengaku di saat dirinya masih semester empat juga pernah bekerja di salah satu coffee shop di Kudus. Dan sering melayani pembeli yang datang. “Dulu sekitar tahun 2018 pernah bekerja di sana (coffee shop). Waktu itu pulangnya kadang sampai jam satu, jadi tugas kuliah sering kocar-kacir tidak bisa bagi waktu. Akhirnya saya memilih keluar,” ucapnya. Meski demikian, saat membantu di warung milik ibunya kali ini, ia mengaku tidak kewalahan dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah dan mengikuti perkuliahan daring. “Ini kan semester tujuh tinggal tugas akhir. Kalau pas ada jadwal daring atau bimbingan saya tinggal ke belakang, kadang juga pulang sebentar. Masih bisa lah atur waktu jaga warung sambil kuliah,” ungkapnya. Selain nama warung yang unik, dan paras penjualnya yang cantik, banyaknya pilihan makanan dan harga yang sangat terjangkau menjadi salah satu daya tarik pelanggan. Dari mulai nasi lodeh, nasi pecel, nasi rames hingga sop dan beraneka macam minuman juga tersedia. “Kalau harga makanan di sini satu porsi mulai dari Rp 3 ribu hingga Rp 7 ribu. Pas ramai itu kalau pagi sama jam makan siang yang sering kewalahan,” tandas anak kedua dari empat bersaudara itu.   Reporter: Yuda Auliya Rahman Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar