Kamis, 28 Maret 2024

Polres Belum Tetapkan Tersangka Bentrokan di Klaten

Murianews
Senin, 5 Oktober 2020 14:43:42
Puluhan orang yang ditangkap seusai bentrok dua kelompok massa di Pedan, Klaten, Minggu (4/10/2020) dibawa ke Mapolres Klaten. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)
MURIANEWS, Klaten – Penangkapan terhadap 74 orang yang terlibat dalam bentrokan antara dua kelompok massa di Kecamatan Pedan, Klaten, Minggu (4/20/2020) malam ternyata tak lantas membuat Polres Klaten langsung menetapkan tersangka. Hingga Senin (5/10/2020) pagi, Polres bahkan belum menetapkan satupun tersangka dalam kasus tersebut. Polisi mengaku masih menelusuri sekaligus mengidentifikasi kasus bentrokan tersebut. "Masih kami identifikasi. Belum ada penetapan tersangka hingga pagi ini," kata Kapolres Klaten, AKBP Edy Suranta Sitepu, seperti dikutip Solopos.com. Baca: Bentrokan Massa Pecah di Klaten, Tiga Orang Jadi Korban, 74 Orang Ditangkap Saat ditanya sebanyak 74 orang yang telah ditangkap Polres Klaten dari kelompok massa mana, Kapolres belum dapat memberikan keterangan secara detail. Begitu pula saat ditanya penyebab bentrokan dan peran masing-masing orang yang ditangkap. "Masih kami identifikasi lebih lanjut," katanya. Diberitakan, bentrokan antara dua kelompok massa terjadi di sekitar Pasar Pedan, Desa Keden, Kecamatan Pedan, Klaten, Minggu (4/10/2020) malam. Baca: Pelajar SMA di Klaten Gantung Diri di Belakang Rumah, Sang Ayah Histeris Untuk kronologi sendiri, bentrokan berawal setelah ada empat orang mendatangi rumah salah satu warga Kampung Sewu, Desa Keden, Pedan, Minggu sekitar pukul 18.30 WIB. Para tetangga warga Kampung Sewu itu tak mengetahui permasalahan yang terjadi. Namun, warga yang dicari keempat orang tersebut kemudian dipukul menggunakan besi. Setelahnya, keempat orang tersebut meninggalkan kampung. Selepas Isya, ada rombongan yang datang kembali ke Kampung Sewu. Kali ini, jumlah massa yang datang lebih banyak. Di dalam kampung mereka berteriak-teriak. "Saya hanya di dalam rumah megangi anak saya. Semua lampu rumah sempat dimatikan," kata salah satu ibu-ibu warga Kampung Sewu yang keberatan disebutkan namanya kepada Solopos.com, Minggu malam. Baca: Dandim Blora Kaget Pagi-Pagi Didatangi Rombongan Polisi Bawa Pengeras Suara Setelah massa meninggalkan kampung, ibu-ibu berumur 35 tahun yang juga pedagang mi tersebut langsung menuju warungnya untuk menutup lapak. Ia tak tahu persis peristiwa yang terjadi di Jl Ronggowarsito selepas massa keluar kampung. "Saya langsung keluar saja untuk menutup warung dan tidak terlalu memperhatikan apa yang terjadi di jalan," urainya. Tak ada rumah warga Kampung Sewu yang rusak akibat peristiwa bentrokan itu. Namun, ada satu gerobak pedagang satai kelinci milik salah satu warga yang rusak dan terguling selepas massa meninggalkan kampung. Selain itu ada sejumlah botol kaca dari gerobak lainnya yang diambil massa dan dipecah. Keributan antarkelompok itu bubar setelah aparat kepolisian berdatangan ke lokasi.   Penulis: Supriyadi Editor: Supriyadi Sumber: Solopos.com

Baca Juga

Komentar