Jumat, 29 Maret 2024

Pasien Covid Pati Meninggal Saat Diisolasi di Hotel Kencana, LBH Ansor Duga Ada Salah Urus

Cholis Anwar
Jumat, 2 Oktober 2020 16:57:40
Ilustrasi: Petugas medis membawa pasien corona dalam simulasi di RSUD Kudus. (MURIANEWS)
MURIANEWS, Pati - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Pati melakukan audiensi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Pati, Jumat (2/10/2020). Dalam audiensi itu, mereka mempertanyakan terkait pasien positif Covid-19 yang meningal dunia di Hotel Kencana yang ditunjuk Pemkab sebagai tempat isolasi. Apalagi, pasien yang merupakan warga Desa Tlogoarum, Kecamatan Margoyoso itu sebelum dinyatakan positif Covid-19 mempunyai penyakit bawaan diabetes. Diduga, meninggalnya pasien tersebut ada indikasi salah urus dari pihak terkait. Baca: Bertahun-Tahun Tak Bayar Angsuran, Warga Pati Ini Digugat Bank Jateng ke Pengadilan "Kami minta penjelasan DKK atas kejadian ini. Karena ada indikasi salah urus. Sebab, pasien yang mengidap penyakit bawaan diabetes hanya diisolasi di hotel, bukan di rumah sakit," kata Ketua LBH GP Ansor Pati Nailal Afif yang juga kuasa hukum keluarga pasien usai audiensi. Dalam audiensi itu, pihaknya diterima Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dokter Joko Leksono Widodo dan Kabid Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan dokter Luther Selawa. Baca: Tiga Lokasi di Pati Ini Ditengarai Jadi Pusat Pembantaian Simpatisan PKI Nailal Afif mengaku, penjelasan dari Dinkes dibutuhkan mengingat kliennya (keluarga pasien) merasa janggal dengan penanganan selama ini. Afif menceritakan, pasien pria yang meninggal sejak dijemput petugas Puskesmas Margoyoso II untuk dibawa ke tempat isolasi di Hotel Kencana memiliki luka akibat diabetes di kaki kanan. Di tempat itu, pasien menjalani isolasi mulai 11 September hingga pada 15 September meninggal dunia. [caption id="attachment_196604" align="aligncenter" width="880"] Suasana audiensi di DKK Pati (MURIANEWS/Cholis Anwar)[/caption] ”Di Hotel Kencana, kondisinya menurun setelah tiga hari menjalani isolasi,” terangnya. Kondisi itu, menurutnya telah disampaikan kepada petugas di tempat isolasi dan diberikan dua jenis obat. Menginjak hari keempat, kondisi pasien semakin menurun dan luka kian parah hingga kakinya membengkak sampai paha. Pasien pun harus merangkak saat hendak mengambil makanan dan ke kamar mandi. Perkembangan kondisi pasien dilaporkan petugas oleh keluarga yang sering melakukan kontak telepon. Sampai akhirnya pada hari kelima malam hari pasien yang belum sempat dirujuk ke rumah sakit meninggal dunia. Baca: Waduh! Api Abadi Mrapen Grobogan Sudah Sepekan Padam "Keluarga pasien merasa ada yang kurang tepat dari penanganan ini dan menimbulkan pertanyaan, kenapa pasien Covid-19 yang memiliki penyakit bawaan diabetes tidak dirawat di rumah sakit. Seharusnya penanganan pasien Covid-19 kan di rumah sakit, bukan di tempat isolasi di luar rumah sakit," timpal Sekretaris LBH GP Ansor Pati Luqmanul Hakim. Dihubungi melalui sambungan telepon, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dokter Joko Leksono Widodo menyatakan, pihaknya telah melakukan penanganan secara baik kepada pasien tersebut. Upaya mengirim pasien ke rumah sakit rujukan Covid-19 juga sudah dilakukan. Baca: Gadis di Semarang Diperkosa 3 Begajulan di Semak-semak Depan Masjid Namun sampai pasien meninggal, ruang perawatan khusus pasien Covid-19 di rumah sakit dan sejumlah daerah lain penuh. Dia belum sempat menjelaskan lebih jauh karena buru-buru menutup telepon. Sementara, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Pati Haryanto saat dikonfirmasi terkait hal tersebut mengaku belum mengecek lantaran sudah lama terjadi.   Reporter: Cholis Anwar Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar