Jumat, 29 Maret 2024

Corona Jadi Inspirasi Difabel Blora Ciptakan Motif Batik, Pesanan Langsung Berdatangan

Nathan
Jumat, 2 Oktober 2020 11:08:09
Difabel perajin batik Blora menunjukkan motif corona yang mereka buat. (MURIANEWS/Priyo)
MURIANEWS, Blora - Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak Maret 2020  tak kunjung selesai. Kondisi ini membuat banyak sektor terpengaruh, termasuk sektor usaha batik. Meski demikian, serangan Covid-19 ini juga menjadi inspirasi tersendiri bagi kelompok difabel yang ada di Kabupaten Blora. Mereka yang tergabung dalam Difabel Blora Mustika (DBM) mencurahkan kegetiran mereka terhadap corona melalui motif batik. Batik yang biasanya bermotif bunga, atau tanaman khas daerah diubah oleh para difabel ini dengan motif berbentuk virus. Ini juga dilakukan untuk memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober. Ketua DBM Abdul Ghofur mengungkapkan, ide pembuatan batik motif corona muncul dari keprihatinan penyandang disabilitas atas besarnya dampak wabah tersebut terhadap sejumlah kalangan. Tak terkecuali terhadap produksi batik difabel Blora. “Kami buat batik Corona ini karena kita ingin mengenang sejarah. Karena dampak dari pandemi ini sungguh luar biasa. Tidak hanya Indonesia tapi dunia. Termasuk di dalamnya penyandang disabilitas yang tidak bisa bekerja akibat wabah ini,” kata Ghofur, Jumat (2/10/2020). [caption id="attachment_196563" align="aligncenter" width="880"] Para perajin batik tengah membuat motif corona, yang dibuat sebagai keprihatinan atas pandemic yang berlarut. (MURIANEWS/Priyo)[/caption] Menurutnya, pandemi yang sudah berlangsung enam bulan lebih itu membuat difabel perajin batik tidak lagi bisa bekerja. Bahkan tidak hanya batik difabel, sejumlah perajin batik lain di Blora sudah ada yang alih profesi. “Kami cukup bersyukur, dengan membuat motif ini (corona) kita bisa kembali bekerja. Banyak perajin batik lain yang sudah tidak produksi. Sebelumnya mereka pilih alih profesi karena tidak ada pesanan sama sekali,” ungkapnya. Batik Difabel Indonesia dibuat oleh para penyandang disabilitas. Dalam sehari, mereka bisa mengerjakan lima sampai sepuluh batik. “Kalau batik difabel ini kan sesuai namanya, yang membuat adalah penyandang disabilitas, ada yang amputasi kaki, amputasi tangan, polio, dan sebagainya,” paparnya. Sejak sekitar sepekan diproduksi, kini pesanan batik motif corona mulai berdatangan. Setidaknya sudah ada sekitar 50 pesanan yang mereka kerjakan. “Kemarin dari Jakarta pesan enam sudah kita kirim. Sekarang ini pesanan dari instansi pemerintah kabupaten dan anggota dewan. Kita sangat mengapresiasi dukungan mereka terhadap pemberdayaan teman-teman disabilitas,” ujar Ghofur. Pihaknya pun berharap ke depan banyak instansi lain yang memesan batik motif corona produksi difabel Blora. Terpisah Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Blora Sarmidimengapresiasi para perajin batik yang tetap berusaha bertahan di tengah pandemi. Pihaknya mengaku terus memberikan dukungan agar sektor UMKM bisa terus berjalan. “Khusus untuk batik, kami mengimbau agar perkantoran, dinas, instansi tetap bisa memberikan orderan seragam kepada para perajin lokal Blora. Sehingga sektor UMKM ini bisa tetap jalan,” ungkapnya.   Kontributor: Priyo Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar