Jumat, 29 Maret 2024

Blora Mulai Selenggarakan Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka

Dani Agus
Senin, 14 September 2020 17:34:02
Bupati Blora Djoko Nugroho. (MURIANEWS/Dani Agus)
MURIANEWS, Blora - Penyelenggaraan pendidikan dengan model pembelajaran tatap muka (PTM) mulai dilaksanakan di Kabupaten Blora pada Senin (14/9/2020) hari ini. Hal itu disampaikan Bupati Djoko Nugroho dalam konferensi pers di Posko Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanggulangan Covid-19. Menurut Djoko, PTM ini tidak dilaksanakan di seluruh sekolah. Namun hanya di beberapa SD dan SMP yang telah ditunjuk sebagai percontohan atau pilot project, dan dalam pelaksanaannya harus mematuhi protokol kesehatan yang ketat. Dalam kesempatan itu, Djoko tidak menyampaikan data mengenai sekolah mana saja yang dijadikan percontohan tersebut. Meski begitu, ia mengaku sudah mengajak seluruh aparat kecamatan, Dewan Pendidikan dan Forkopimcam setempat untuk membantu langsung pemantauan pembelajaran tatap muka. Ia juga meminta bantuan dan kritikannya terkait pelaksanaan PTM ini. “Setiap saat akan kita pantau dan kita evaluasi langsung di lapangan jika ada kesalahan. Ini memang berisiko tapi juga penting,” katanya. Djoko juga menyinggung pemberlakuan PSBB yang mulai dilaksanakan di Jakarta mulai hari ini. Dengan adanya PSBB secara ketat ini, diprediksi akan berdampak pada Kabupaten Blora. Sebagai gambaran, pada saat PSBB pertama dahulu, ada sekitar 37 ribuan jiwa yang pulang ke Blora. “Kami mohon Pak Kades, Pak Lurah, Camat, untuk mengantisipasi hal ini. Kami khawatir PSBB ketat di Jakarta akan berdampak pada saudara-saudara kita yang bekerja di sana. Mari kita support saudara kita yang bekerja di DKI Jakarta. Di manapun saudara berada, di manapun saudara pergi tetap patuhi protokol kesehatan agar terhindar dari penularan virus corona,” pungkas Bupati. Sementara itu, Direktur RSUD dr R Soeprapto Cepu Fatkhur Rokhim menyampaikan, data Covid-19 di Kabupaten Blora per 14 September 2020 ini total kasus ada 363 orang. Rinciannya, 319 pasien sudah dinyatakan sembuh, 19 dirawat (5 di RS, 14 isolasi mandiri), dan 25 meninggal dunia. “Kami meminta agar masyarakat bisa mewaspadai timbulnya klaster keluarga. Jika pulang dari bepergian, bekerja atau beraktivitas di luar rumah, diminta untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum bercengkerama dengan angota keluarga di dalam rumah,” imbuhnya.   Reporter: Dani Agus Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar