Jumat, 29 Maret 2024

Puluhan Orang di Kudus Dilatih Pemulasaran Jenazah Penyakit Menular

Anggara Jiwandhana
Kamis, 10 September 2020 14:48:28
Plt Bupati Kudus HM Hartopo membuka pelatihan pemulasaran jenazah di aula BPBD Kudus. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)
MURIANEWS, Kudus - Sebanyak 60 orang dari sejumlah organsisasi dan rumah sakit di Kudus dilatih prosesi dan tata cara pemulasaran jenazah penyakit menular dan Covid-19, Kamis (10/9/2020) pagi. Mereka, dilatih di Aula BPBD Kudus selama dua hari ke depan. Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan, pelatihan tersebut merupakan langkah tindak lanjut dari koordinasi dengan MUI, Baznas, dan organisasi lainnya. Setiap rumah sakit disarankan punya tim pemulasaran jenazahnya sendiri. Selain perwakilan rumah sakit dan organisasi, turut diundang pula perwakilan kecamatan-kecamatan di Kota Kretek. "Tentunya pelatihan ini sesuai standar dan sesuai syariat agama," kata Hartopo. Pengisi materinya sendiri, berasal dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kudus, Kementerian Agama Kudus, dan sejumlah ahli lainnya. Selain itu Hartopo berpesan agar semua tokoh agama dari berbagai agama juga dihadirkan. Tujuannya agar mengetahui bagaimana prosedur yang benar terkait pemulasaran jenazah masing-masing agama. "Supaya masyarakat tidak memberikan mosi tidak percaya terkait pemulasaran jenazah ini," jelas dia. Sementara Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kudus dokter Andini Aridewi mengatakan, kasus kematian pasien suspek, probable, maupun positif corona di Kudus memang terbilang masih tinggi. "Hingga Kamis (10/9/2020) saja, sudah ada sebanyak 169 pasien positif corona yang meninggal," ucapnya. Sementara untuk kematian pasien probabel sendiri, kini mencapai 40 pasien. Jumlah tersebut, belum termasuk pasien luar daerah yang meninggal saat dirawat di Kota Kretek. Baik positif maupun suspek ataupun probable. Sementara untuk kasus aktif corona di Kudus sendiri, Andini mengatakan masih ada sebanyak 61 pasien dirawat. Selain itu, ada sebanyak 150 pasien menjalani isolasi mandiri. "Untuk kasus pasien sembuh bisa dibilang juga cukup tinggi, yakni ada sebanyak 885 pasien," jelas dia.   Reporter: Anggara Jiwandhana Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar