Jumat, 29 Maret 2024

Tes PCR Massal di Jateng Terkendala, Ganjar Berencana Gandeng Laboratorium Swasta

Ali Muntoha
Senin, 7 September 2020 16:28:47
Gubernur dan Wagub Jateng Ganjar-Taj Yasin memimpin rapat penanganan Covid-19. (MURIANEWS/Istimewa)
MURIANEWS, Semarang – Sejumlah laboratorium PCR yang ada di Jateng mengeluhkan ketersediaan barang habis pakai seperti reagen. Alhasil kondisi ini menjadikan upaya Pemprov Jateng untuk menggenjot tes PCR massal, untuk memutus mata rantai Covid-19 menjadi terkendala. Jateng sendiri menargetan bisa melakukan 5.000 tes PCR dalam sehari. Dengan adanya kendala itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berenana menggandeng laboratorium milik pihak swasta untuk mencapai target tersebut. "Tadi ketemu masalahnya, kenapa tes PCR sulit didorong. Ternyata, ada beberapa problem di laboratorium. Kebanyakan mengeluhkan barang habis pakai, seperti reagen dan sebagainya yang ternyata belum tercover penuh. Ini butuh dicover, kalau tidak, mereka akan lambat kerjanya," kata Ganjar usai memimpin rapat penanganan Covid-19, Senin (7/8/2020). Ganjar mengakui, pemerintah cukup kesulitan untuk memenuhi kebutuhan itu. Maka, pihaknya membuka ruang adanya kerja sama dengan laboratorium swasta guna percepatan proses pengetesan massal. "Kalau memang lab pemerintah tidak mampu, ya kita ajak swasta saja. Kalau sama-sama satu pemeriksaan swab nominalnya Rp 1 juta atau Rp1,5 juta, ya sudah kasih swasta saja biar mengerjakan. Kalau kita memang sulit mendapatkan reagen dan barang habis pakai lain, ya kasih swasta saja. Nanti sistemnya reimburse," jelasnya. Menurutnya, dengan pola selama ini, pemerintah akan sulit mengejar target percepatan pengecekan spesimen. Padahal menurutnya, kecepatan pengecekan itu akan berdampak pada berbagai hal, termasuk penanganan pasien Covid-19 dan manajemen rumah sakit. "Selama ini, Dinkes kami mengadakan sendiri repot, tidak ada barangnya. Kalau tetap seperti ini, nanti ndak selesai-selesai," ucapnya. Dengan menggandeng laboratorium swasta, maka percepatan itu bisa dilakukan. Misalnya untuk seluruh komponen pengecekan dibutuhkan anggaran Rp 1-1,5 juta, maka pemerintah bisa membayar untuk kepentingan itu. "Kita tak usah repot kulakan, tinggal bayar. Fair. Itu bisa didorong achievementnya, jadi mereka bisa kita kejar untuk pemenuhan target," tegasnya. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo menerangkan, selain bahan habis pakai, sejumlah laboratorium PCR di Jateng juga kekurangan tenaga. Pihaknya sudah berupaya melakukan penambahan, tapi tetap saja belum mencukupi. "Sehingga, itu menjadi problem laboratorium untuk melaksanakan tugas pengecekan sesuai target yang ditetapkan," pungkasnya.   Reporter: Ali Muntoha Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar