Kamis, 28 Maret 2024

Jagong Budaya Jepara: Menulis Adalah Cara Melawan Hoaks Covid-19

Budi Santoso
Senin, 31 Agustus 2020 11:52:29
Hadi Prayitno, Budayawan Jepara saat jagong budaya bersama tim KKN. (MURIANEWS/Budi Erje)
MURIANEWS, Jepara – Tim KKN IK DR 195 Institut Agama Islam Negeri Kudus, Minggu ( 30/8/2020) kemarin menggelar acara Jagong Budaya dengan tema Budaya Menulis Dalam Menghadapi Simpang Siur Berita Hoaks Covid-19. Jagong Budaya ini menghadirkan tokoh budaya Jepara, Hadi Priyanto dan mengambil lokasi shoting di kediamannya. Acara yang dipandu oleh Tri Rizki ini juga disiarkan secara langsung melalui chanel Live YouTube 195 Hoaks soal Covid-19, saat ini memang banyak membanjiri medsos. Di tengah pandemi yang terjadi, situasi ini jelas menimbulkan persoalan di masyarakat. Arahnya bahkan tidak sekedar hoaks, namun ada juga yang mengarah pada fitnah dan ujaran kebencian diberbagai platform (fb, twitter, youtube, whatshApp maupun instagram). Hadi Priyanto, yang ditemui MURIANEWS usai acara mengatakan, kondisi ini jelas menimbulkan kerisauan dan kebingungan masyarakat. Berita hoaks menurutnya muncul karena lemahnya literasi ditengah-tengah masyarakat. Hal ini ditambah dengan sikap suka sensasi dan sok tau dari sebagian masyarakat. “Berita hoaks juga ada yang diprodiksi dengan sengaja, yang kemudian disebarkan oleh kelompok yang tidak suka dengan pemerintah atau pihak-pihak tertentu. Hoaks juga muncul karena akses informasi yang tersumbat dan tidak terdesiminasinya pesan dengan baik, keterlambatan merespon, penegakan hukum dan lemahnya komitmen operator seluler,” ujar Hadi Priyanto, Senin (31/8/2020). Pada saat ini, situasinya menjadi bertambah parah karena kondisi masyarakat yang sangat tertekan karena pandemi berkepanjangan. Pembatasan kegiatan masyarakat dengan protokol kesehatan yang diharapkan bisa menjadi cara menghilangan covid, justru kadang malah menimbulkan perlawanan dari beberapa orang dengan menyebarkan hoaks. Untuk melawannya, Hadi Priyanto menilai, kegiatan ‘menulis’ adalah salah satu cara yang bisa dijadikan sebagai upaya melawan hoak. ‘Tulisan’ yang baik, benar, dan indah, adalah lawan bagi tulisan atau kabar hoax, yang tidak baik dan tidak benar. Kegiatan ‘menulis’ akan membuat seseorang menjadi lebih dewasa dan berhati-hati dalam menyampaikan pesan ke publik. Karena seorang penulis pasti suka membaca dan mencari informasi yang benar sebanyak-banyaknya. “Oleh sebab itu budaya menulis yang harus dikembangkan ditengah pandemi ini. Bentuknya bisa tulisan yang mengedepankan obyektivitas, optimisme,kritis, serta menulis berbasis budaya seperti menulis kekayaan dan khazanah budaya atau tradisi yang ada dalam rangka menghadapi virus atau wabah. Bisa juga dari aspek tradisi doa, jamu atau kuliner dan bahkan kearifan lokal ajaran leluhur,” tambahnya. Ada sejumlah tips yang bisa dilakukan untuk dapat mengurangi penyebaran hoaks, menurut Hadi Priyanto. Seseorang tidak boleh gegabah, saat akan membagikan sebuah informasi atau kabar yang diterima. Lebih bijak dipikirkan lebih dulu apa manfaat dan kerugiannya jika ia menulis atau membagikan sebuah informasi. Informasi yang diterima bisa diperiksa apakah berasal dari sumber resmi yang terpercaya atau tidak. Ada kalanya informasi yang berasal dari mulut ke mulut, masih belum tentu kebenarannya. Berprinsip ‘lebih baik diam dari pada menyebarkan berita yang belum jelas kebenarannya’, lebih bijak dilakukan.   Reporter: Budi Erje Editir: Supriyadi

Baca Juga

Komentar