Kamis, 28 Maret 2024

Gubernur Ganjar Ancam Copot Kepala Sekolah Sita Ijazah Siswa

Ali Muntoha
Kamis, 27 Agustus 2020 16:33:51
Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah. (MURIANEWS/Istimewa)
MURIANEWS, Semarang - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengancam akan mengambil tindakan tegas jika ada kasus sekolah yang menyita ijazah siswanya. Bahkan Ganjar menyebut tak segan mencopot kepala sekolah dari jabatannya jika ditemukan kasus seperti itu. Ganjar menegaskan jika tidak boleh ada sekolah di Jateng yang melakukan praktik penahanan ijazah tersebut. Apalagi dengan alasan belum melunasi biaya sekolah. Hal itu disampaikan Ganjar menanggapi adanya laporan terkait penahanan ijazah milik alumni SMKN 1 Cepu, Kabupaten Blora. Laporan tersebut sebelumnya masuk kepada anggota Dewan Pendidikan Blora, Singgih Hartono, dan diteruskan ke Ganjar. "Semua yang lapor ke saya itu langsung saya minta ambil ijazahnya, ngomong sama kepala sekolahnya. Biasanya kalau WA ke saya, tunjukkan WA-nya itu. Kalau ijazah tidak dikasih karena alasan uang, lapor saya, saya copot kepala sekolahnya. Sekarang hampir semua yang ada itu keluar," kata Ganjar, Kamis (27/8/2020). Rabu (26/8/2020) kemarin Singgih bersama sekitar sembilan mantan siswa SMKN 1 Cepu mendatangi kepala sekolah untuk mediasi dan meminta ijazah diberikan. Ganjar mengatakan, setelah dilakukan mediasi pihak sekolah akhirnya memberikan ijazah para siswa yang sempat ditahan itu. Selain kasus di SMKN 1 Cepu itu, Ganjar juga menyampaikan adanya laporan lagi terkait penahanan ijazah. Ganjar kemudian menyampaikan dan menyuruh pelapor untuk menemui kepala sekolah masing-masing. "Ini contoh saja yang ada. Artinya sudah pakem, tidak boleh ada yang menahan ijazah. Kalau toh itu harus dibayar dan siswanya tidak mampu, utang, sing mbayar (yang bayar) gubernurnya. Tapi ijazah tidak boleh ditahan, ini berlaku untuk semuanya," tegas Ganjar. Ganjar juga menyebut sudah memerintahkan Dinas Pendidikan dan cabang dinas di daerah untuk terus memonitor. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kejadian serupa di tempat lain. Langkah itu juga untuk mengantisipasi adanya salah persepsi atau berbeda pandangan terkait ijazah yang belum diberikan kepada siswa. "Itu sudah sejak kepala dinas sebelumnya. Saya minta untuk inventarisasi dan kami sisir satu persatu. Tidak boleh ada yang nahan (ijazah)," tegasnya.   Reporter: Ali Muntoha Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar