Jumat, 29 Maret 2024

Tujuh SMA-SMK di Jateng Akan Gelar Uji Coba Sekolah Tatap Muka

Ali Muntoha
Rabu, 26 Agustus 2020 16:42:23
Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah. (MURIANEWS/Istimewa)
MURIANEWS, Semarang – Sebanyak tujuh SMA dan SMK di Jawa Tengah ditunjuk untuk menggelar uji coba sekolah tatap muka. Tujuh sekolah ini berada di Temanggung, Wonosobo dan Kota Tegal. Tujuh sekolah yang ditunjuk menjadi pionir dalam program itu yakni SMAN 1 Parakan dan SMKN 1 Temanggung, SMAN 2 dan SMKN 2 Wonosobo, SMAN 2 dan SMKN 2 Kota Tegal dan satu SMA swasta di Tegal yakni SMA Pius. Pemilihan tiga daerah itu karena grafik penularan Covid-19 sudah mulai melandai. Pelaksanaan uji coba ini akan digelar pada awal September 2020 mendatang. "Pertimbangannya tadi daerahnya sudah kuning menuju putih. Nanti saat pelaksanaanya, saya minta diawasi. Kalau perlu Dinas atau Cabang Dinas Pendidikan menerjunkan tim untuk melakukan supervisi," kata Ganjar, Rabu (26/8/2020). Ganjar sudah melihat sendiri video tentang simulasi sekolah tatap muka di tiga daerah itu. Dari video tersebut, Ganjar yakin semuanya bisa berjalan dengan baik. "Yang saya wanti-wanti itu soal transportasinya, dari mereka berangkat sampai pulang. Tadi ada inovasi, sekolah bekerja sama dengan angkutan desa, diatur dan dimanajemen dengan baik. Kalau sarana prasarana saya lihat sudah siap, tinggal manajemen pelaksanaannya yang perlu diawasi," jelasnya. Ganjar menerangkan, jika uji coba sekolah tatap muka ini berjalan lancar, maka tidak menutup kemungkinan akan dilakukan penambahan. Namun apabila ada yang kurang, maka semua itu harus menjadi bahan evaluasi. "Kita lihat nanti seperti apa, kalau lancar ya kita tambah, kalau kurang harus dievaluasi," terangnya. Sementara Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng, Padmaningrum menyebut, sebelum uji coba tujuh sekolah itu telah menggelar simulasi. Termasuk menyediakan sarana prasarana sesuai protokol kesehatan dan menggelar rapat dengan orang tua siswa terkait hal ini. Setiap sekolah yang menggelar uji coba belajar tatap muka akan dibatasi jumlah siswanya sepertiga atau maksimal separuh dari jumlah siswa per kelasnya. Jam belajar di sekolah juga dibatasi, yakni maksimal empat jam per sif. "Termasuk kami juga akan menerapkan protokol kesehatan yang ketat mulai siswa berangkat hingga pulang. Untuk transportasi, jika ada siswa yang tidak memiliki kendaraan, maka kami meminta sekolah bekerja sama dengan angkutan desa atau angkutan di daerah setempat, dengan juga membatasi jumlah siswa dan kebersihan angkutan itu," jelasnya.   Reporter: Ali Muntoha Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar