Kamis, 28 Maret 2024

Pandemi, Atlet Peraih Medali Emas di Kudus Ini Kerja Sambilan Bikin Bolu untuk Tambah Penghasilan

Anggara Jiwandhana
Sabtu, 8 Agustus 2020 14:25:26
Safira Safira Dwi Meilani menunjukkan medalinya. (MURIANEWS/Istimewa)
MURIANEWS, Kudus – Pandemi Covid-19 telah berimbas pada semua sektor dalam kehidupan. Baik sektor sosial, ekonomi, maupun sektor-sektor lainnya. Semua jenis pekerjaan pun turut merasakan dampaknya. Tak terkecuali mereka yang memiliki profesi sebagai atlet. Adanya aturan protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan larangan berkerumun membuat banyak sekali kompetisi dihentikan dan batal digelar. Termasuk di antaranya adalah cabang olahraga pencak silat. Safira Dwi Meilani (20) adalah salah satu atlet yang merasakan dampaknya. Atlet pencak silat asal Kudus yang kini mengenyam pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Semarang ini pun harus putar otak untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Terlebih, sang ibu hanya berprofesi sebagai penjahit tas, dan ayahnya merupakan seorang pekerja kasar. Safira sendiri kini ikut bekerja di salah satu pembuat kue bolu di Kudus yang kebetulan adalah kepala perguruan pencak silatnya. “Sudah hampir satu bulan, untuk tambahan penghasilan buat kuliah dan kebutuhan lainnya,” kata dia saat dihubungi MURIANEWS, Sabtu (8/8/2020). [caption id="attachment_193193" align="aligncenter" width="880"] Dwi Meilani (kiri) saat mengangkat medalinya di salah satu kejuaran pencak silat yang dia ikuti. (MURIANEWS/Istimewa)[/caption] Atlet peraih medali emas di POMNAS Jakarta 2019 dan medali perak di Porprov Surakarta 2018 lalu tersebut pun harus membagi waktu dengan jadwal latihannya. Di pagi hari, Safira turut membuat kue bolu. Sementara sore harinya dia memulai latihannya. “Mau bagaimana lagi, memang harus pintar membagi waktu supaya latihan tidak terganggu,” ujarnya. Walau penghasilannya dari kerja sambilannya tidak seberapa, Safira mengatakan cukup membantu keuangannya dan keluarganya. Dia sendiri sebenarnya, tergabung dalam Program Pusat Pendidikan Dan Latihan Olahraga Mahasiswa (PPLM). “Memang ada insentif dari sana (PPLM), tapi memang cukup untuk kebutuhan kuliah saja, saya harus cari tambahan untuk kebutuhan lainnya,” terangnya. Sementara dari KONI Kudus, kata dia, memang hanya baru sekali menerima tali asih. Pihaknya pun berharap ada sedikit perhatian dari asosiasi penaung semua olahraga di kabupaten tersebut. Mengingat dia dan rekan-rekan atlet lainnya juga terus berupaya membanggakan nama Kudus di kancah nasional. “Harapannya memang sedikit diperhatikan, akan sangat membantu sekali apabila memang ada bantuan untuk atlet-atlet yang terdampak,” jelas dia.   Reporter: Anggara Jiwandhana Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar