Jumat, 29 Maret 2024

Ada Kepala Daerah di Jateng Emoh Gelar Tes Massal Demi Citra, Gubernur Terjunkan Tim Sendiri

Ali Muntoha
Senin, 3 Agustus 2020 17:30:11
Swab test yang dilakukan pada para pejabat dan ASN Pemkab Grobogan. (MURIANEWS/Dani Agus)
MURIANEWS, Semarang – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut ada kepala daerah di wilayahnya yang enggan menggelar tes massal Covid-19. Alasanya terkait citra, khawatir angka Covid-19 akan terlihat membengkak. Ganjar pun langsung ambil langkah. Ia menyebut, telah menerjunkan tim kesehatan dari Provinsi Jateng ke daerah-daerah itu untuk melakukan pengecekan. Dan hasilnya, memang ditemukan kasus baru. "Udah kita tes. Kita cek sendiri dari pemprov. Dan ternyata, itu ada yang positif," kata Ganjar ditemui usai memimpin rapat evaluasi penanganan Covid-19 di kantornya, Senin (3/8/2020). Ganjar pun meminta semua kepala daerah di Jateng jujur dan tidak takut citra dengan cara terus mengejar kasus positif Covid-19, agar bisa dilakukan penuntasan. Menurut dia, tes massal adalah salah satu cara untuk menurunkan penularan Covid-19. Untuk itu, Ia selalu meminta bupati/wali kota se-Jateng gencar melakukan tes tersebut. "Sekali lagi saya ingatkan, jangan takut soal citra. Dan daerah yang sudah mulai menguning atau menuju hijau jangan senang dulu, sekarang penambahan ke merah hampir merata di semua daerah," terangnya. Menurut Ganjar, keterbukaan data Covid-19 penting karena berkaitan strategi pelacakan, tes dan perawatan sehingga pengendalian penyebaran Covid-19 bisa dilakukan maksimal. Apalagi menurut dia, dari laporan tim ahli penanganan Covid-19, tingkat persebaran corona di Jateng hampir merata. Angka reproduksi efektif atau RT pada pekan ke-31 meningkat dibanding pekan ke-30. "Peningkatan ini terjadi terus menerus selama empat pekan terakhir. Artinya apa, ini serius," ucapnya. Baca: Penyebaran Corona di Jepara Tertinggi di Jateng, Ganjar: Klaster Tak Jelas, Cukup Berbahaya Untuk daerah dengan angka reproduksi efektif di atas satu, bertambah enam kabupaten/kota dan menjadi 25 kabupaten/kota. Dengan hasil itu, maka penambahan hampir terjadi di semua daerah. "Kabupaten Jepara tertinggi dan kami pantau terus, termasuk Solo Raya dan eks-Karesidenan Kedu yang menjadi perhatian kami. Untuk itu, saat ini kami mengoptimalkan koordinator wilayah di enam eks karesidenan untuk membantu menyelesaikan persoalan-persoalan itu," pungkasnya. (lhr)   Reporter: Ali Muntoha Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar