Jumat, 29 Maret 2024

Pastikan Layak, Ratusan Hewan Kurban di Blora Diperiksa Kesehatannya

Dani Agus
Rabu, 29 Juli 2020 15:45:38
Petugas dari Dinas Peternakan dan Perikanan Blora melakukan pemeriksaan hewan kurban. (MURIANEWS/Istimewa)
MURIANEWS, Blora - Pemeriksaan terhadap ratusan hewan kurban dilakukan petugas dari Dinas Peternakan dan Perikanan (Dinnakikan) Blora menjelang Idul Adha 1441 Hijriah. Pemeriksaan dilakukan di tempat pengepul sapi, pedagang, kelompok ternak, peternak atau masyarakat penyedia hewan kurban di wilayah setempat. Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinnakikan Blora Tejo Yuwono menjelaskan, hingga saat ini sudah melakukan pemeriksaan sebanyak 375 ekor hewan kurban. Rinciannya, sebanyak 263 ekor sapi jantan dan 112 ekor kambing jantan. “Untuk tim kabupaten sampai hari ini sudah mengecek dan melakukan pemeriksaan sapi jantan 263 ekor dan 112 kambing jantan,” katanya, Rabu (29/7/2020). Pemeriksaan secara gratis ini sudah dimulai sebulan menjelang hari raya dan hampir tiap hari dilakukan oleh petugas Dinnakikan Blora. Targetnya, semua hewan kurban di 16 kecamatan dipantau oleh petugas kesehatan hewan dan hasil pantauannya dilaporkan. “Pengecekan sapi dan kambing hampir tiap hari, dimulai dari pengepul atau pedagang. Baik itu yang akan di kirim ke luar daerah, di pasar hewan, pesanan, ataupun di masyarakat dan kelompok ternak,” ucapnya. Menurutnya, pemeriksaan fisik dimulai dari umur sudah dewasa yang bisa dilihat dari pergantian gigi. Dari inspeksi eksternal dilihat dari kulit halus tanpa penyakit kulit, dan lubang-lubang tubuh mulut dilihat gigi dan mulut tidak ada luka/abses, mata cerah, telinga tidak ada luka atau parasit, anus bersih tidak kotor karena diare, penis sehat atau bersih. Kemudian fisiologis, suhu diperiksa dengan termometer, pemeriksaan gerak rumen pada abdomen dengan auskultasi memakai stetoskop juga untuk pernapasan atau auskultasi paru jantung. Selanjutnya, pemeriksaan postmortem atau sesudah disembelih dilihat daging dan jeroan (bagian dalam tubuh). Kalau ada yang tidak sehat daging dan jeroan, termasuk hati, bila ada cacing akan langsung dicek dengan pisau lalu diiris, lalu diafkir atau dibuang.  Juga bisa dilihat limpa, paru, jantung dan usus bila ada yang tidak normal. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan sejauh ini, mayoritas hewan dalam keadaan sehat. “Alhamdulillah, semua sehat. Ada dua ekor ternak yang terkena penyakit scabies dan sudah kami suntik obat,” ungkapnya. Pihaknya berharap setelah adanya pendampingan dihasilkan ternak yang sehat, sehingga masyarakat aman untuk mengkonsumsi dagingnya. Dirinya juga meminta masyarakat untuk tidak sungkan melaporkan ke dinas jika menemukan penyakit pada hewan ternak. Tejo menyatakan, karena jumlah petugas kesehatan hewan sedikit, maka Dinnakikan Blora bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) untuk melakukan pemeriksaan di tiap kecamatan ataupun masjid yang memotong hewan ternak dengan membentuk tim. “Jumlah dokter hewan 12 dibantu 74 orang paramedis se-kabupaten Blora. Di 16 kecamatan kita sudah bentuk tim penanganan di masa pandemi, terutama physical distancing, pakai masker dan cuci tangan pakai sabun di setiap tempat pemotongan,” ujarnya. Untuk saat ini, Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yang disediakan Dinnakikan Blora ada dua tempat. Yakni di jalan Sumbawa, Blora dan satunya lagi ada di kecamatam Cepu. “Dari dinas sudah mengarahkan, sebaiknya pemotongan di RPH. Selain itu, dinas juga sudah membekali pelatihan kepada tim yang sudah ada di tiap kecamatan,” imbuhnya.   Reporter: Dani Agus Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar