Jumat, 29 Maret 2024

Dibuka Layanan Online, Cetak Akta Kelahiran dan KK di Kudus Cukup Pakai HVS

Yuda Auliya Rahman
Selasa, 7 Juli 2020 13:50:10
Sekretaris Disdukcapil Putut Winarno menunjukkan contoh KK lama dan KK baru yang dicetak menggunakan HVS. (MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman)
MURIANEWS, Kudus - Proses cetak Kartu Keluarga (KK) dan akta kelahiran di Kabupaten Kudus saat ini sudah tidak lagi menggunakan security printing. Namun menggunakan kertas HVS 80 gram ukuran A4. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 109 Tahun 2019. Yakni tentang Formulir dan Buku yang Digunakan dalam Administrasi Kependudukan. Selain itu juga beberapa dokumen lain, seperti akta kematian, surat keterangan kependudukan dan dokumen lainnya ada juga yang memakai kertas HVS yang disertai barcode. Sekretaris Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kudus Putut Winarno mengatakan kebijakan tersebut sesuai dengan peraturan menteri, yang bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam mencetak dokumen tersebut. "Di Kudus sendiri mulai Mei 2020 itu berlaku. Jadi masyarakat tidak perlu menunggu lama dalam proses pencetakan. Bisa mendaftar melalui online dan bisa juga meminta bantuan pemerintah desa, bidan desa dan relawan desa seperti Karang Taruna dan jugal PKK," katanya, Selasa (7/6/2020). Untuk online, Lanjut Winarno, masyarakat bisa mengakses melalui jenangdukcapil.kuduskab.go.id atau layanan disdukcapilkudus.com. Jadi masyarakat nanti bisa mencetak sendiri ataupun Disdukcapil yang mencetak. "Prosesnya maksimal 1x24 jam sudah jadi. Namun, jika masyarakat memilih Disdukcapil yang mencetak harus antre terlebih dahulu, kemudian nanti diantarkan ke rumah," terangnya. Sementara terkait keamanan dan kevalidasian data pihaknya menyatakan bahwa akan ada keamanan berupa pin untuk mengaksesnya. "Mulai dari masuk kan mendaftarkan akun dulu, terus ada paswordnya juga. Saat sudah siap cetak nantinya juga dikirim pin melalui email," jelasnya. Karena masih tergolong hal baru, pihaknya saat ini terkendala masalah sosialisasi tatap muka ke masyarakat karena masih dalam masa pandemi. Saat ini, pihaknya sudah berusaha memberikan pelayanan yang lebih efektif. Tetapi karena masih hal baru, sehingga warga masih merasa bingung. “Mungkin karena masih kurangnya sosialisasi. Sehingga masih banyak warga yang belum tahu dan kebingungan. Kami juga masih belum bisa melakukan sosialisasi tatap muka, jadi ini hanya sosialisasi melalui media sosial,” tandasnya.   Reporter: Yuda Auliya Rahman Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar