Jumat, 29 Maret 2024

Melon Punya Rangga di Kudus Bikin Gubernur Ganjar Takjub, Ini Keistimewaanya

Anggara Jiwandhana
Rabu, 1 Juli 2020 15:32:17
Gubernur Ganjar Pranowo melihat pembibitan melon yang dibudidayakan di green house. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)
MURIANEWS, Kudus – Buah melon milik muda asal Kota Kretek bernama Rangga membuat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo takjub. Melon ini dianggap bukan melon biasa. Alasannya, melon hasil budidaya pemuda bernama lengkap Stevanus Rangga Santoso itu, dikembangkan menggunakan invoasi greenhouse dan tanpa pestisida, sehingga aman dikonsumsi. Rabu (1/7/2020) Ganjar meninjau CV Santoso Agro milik Rangga yang digunakan untuk budidaya melon itu di alan Lingkar Barat, Desa Pasuruhan Lor, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. Pertanian di dalam greenhouse sendiri merupakan sistem produksi pertanian yang mengabungkan pemanfaatan perlindungan tanaman dari intensitas hujan, sinar matahari dan iklim mikro. Sehingga bisa mengoptimalkan pemeliharaan tanaman, pemupukan dan irigasi mikro dengan dampak peningkatan produksi buah. “Kami di sini melihat anak kreatif, si Rangga ini muda, mau bertani, produknya sangat menjual. Dengan teknologi tinggi,” kata Ganjar. [caption id="attachment_191041" align="aligncenter" width="880"] Ganjar Pranowo bersama rombongan meninjau greenhouse milik Rangga. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption] Sosok petani muda ini, menurutnya, amat menginspirasi. Terutama di masa pandemi, di mana  ekonomi sedang lesu. Ganjar memuji tindakan Rangga. Karena mampu memproduksi produk pertanian berkualitas. Bahkan, berdasarkan keterangan Rangga bahwa produk melonnya mempunyai pasar yang bagus dan berpeluang besar untuk berkembang. "Maka untuk nambah berapapun, sebenarnya kapasitasnya, produk melon saja, marketnya enggak akan habis. Itu baru pasar Jakarta, belum yang lain," ujarnya. Gubernur menilai, tindakan memulihkan ekonomi seperti ini amat baik. Ditambah lagi, ini merupakan produk dalam negeri. Ganjar juga yakin jika produk melon karya petani muda Kudus ini akan mampu menembus pasar ekspor. Mengingat kualitasnya yang luar biasa. "Bahkan dunia juga bisa," terangnya. Tindakan tersebut juga, lanjut Ganjar, sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk bersama membangkitkan ekonomi. Dengan demikian dari produk melon saja, kebutuhan bisa terpenuhi dengan teknologi yang canggih. “Berarti ada optimistis tinggi untuk kembali menumbuhkan perekonomian. Cukup sangat membantu luar biasa," jelas dia. Sementara Rangga menjelaskan, konsep pertanian melon yang dia pakai merupakan wujud aplikasi teknologi di pertanian. Yakni dia menanam dengan sistem hidroponik, tanpa tanah supaya tidak megandung kadar pupuk sama sekali. "Sehingga 100 persen, hasil yang kita tumbuhkan tergantung dengan komposisi yang kita berikan. Misalnya saya mau awal pertumbuhannya, daunnya mau saya besarkan sekian. Saya kasih pupuk nitrogen sekian PPM (Part Per Million atau seperjuta bagian yang merupakan satuan pada pengukuran nilai kepadatan suatu zat di dalam air)," jelas Rangga. Hal itu berlaku juga untuk buah yang misal mau dibesarkan seberapa ukurannya, petani tinggal menambah zat lainnya. Artinya, dengan teknologi pertanian ini pihaknya bisa mengontrol. Hal itu berbeda jika penanamannya dilakukan di atas tanah. Yang berujung pada sulitnya pengontrolan tanaman. Dia menuturkan, hasil buah melon yang diharapkan adalah buah yang premium. Tentunya yang memiliki pasar bagus. Serta sehat untuk dikonsumsi lantaran minim kandungan pestisidanya. "Yang lagi ditanam ini jenis melon Jepang, melon Eropa, ada melon China, melon Jawa," jelasnya. Masa panen disebutnya bervariasi antara 60 hingga 80 hari. Saat ini untuk hasil panennya pernah dikirim hingga Singapura. "Kualitasnya mereka cocok," tandas Rangga.   Reporter: Anggara Jiwandhana Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar