Kamis, 28 Maret 2024

Suluk Maleman, Pandemi Sebagai Awal Peradaban Baru

Cholis Anwar
Minggu, 21 Juni 2020 21:51:19
Anis Soleh Baasyin dalam Suluk Maleman (MURIANEWS/Istimewa)
MURIANEWS, Pati - Ngaji Ngallah Suluk Maleman yang digelar secara online, kembali menawarkan alternatif baru. Dalam masa pandemi ini, ada banyak hal yang mesti dapat menjadi pelajaran. Bahkan, pagebluk ini bisa menjadi titik balik untuk memulai peradaban baru. Anis Sholeh Baasyin mengatakan, sudah saatnya pandemi ini dapat menjadi titik pijak baru. Saat ini justru menjadi kesempatan semua pihak untuk menawarkan alternatif peradaban yang lebih baik. “Namun yang terjadi masih banyak ironi. Banyak orang yang ketakutan karena pandemi namun hal tersebut ternyata tidak juga menghentikan sikap saling mencaci di media sosial, tak menghentikan nafsu berebut kekuasaan,” katanya, Sabtu (20/6/2020) malam kemarin. Menurutnya, physical distancing seharusnya tidak hanya menjaga jarak dengan manusia lain, tetapi juga dengan media sosial. Pasalnya media sosial sekarang ini dinilainya lebih banyak virus berbahaya layaknya Covid-19. “Medsos seperti pasar malam dengan orang yang memiliki kemampuan seperti apapun boleh ngomong. Medsos bukan lagi menjadi wajah demokrasi," tegasnya. Sementara budayawan Budi Maryono.yang juga turut mengisi Suluk Maleman mengaku keheranan. Itu lantaran sekarang banyak yang melihat terdampak Covid-19 hanya sebatas dari sisi ekonomi saja. Namun belum ada yang melihat apakah terdampak secara pikiran, hati maupun secara iman. “Apakah wabah mempengaruhi pandangan terhadap beberapa hal? Apakah kita terdampak secara iman dan perilaku?” ujarnya. Budi Maryono mencontohkan, jika selepas pandemi semangat gotong royong tetap dilakukan, tetap memperhatikan saudara dan tetangga; maka itu membuktikan dampak positifnya dari sisi keimanan. “Apakah setelah wabah tetap ngecek tetangga ada yang kelaparan atau tidak? Ada yang sakit atau tidak? Kalau tidak dilakukan lagi berarti ya artinya tidak terdampak,” ujarnya. Budi Maryono juga mengajak dalam momen di rumah saja ini agar masyarakat dapat kembali memperhatikan rumah dan keluarganya. Bagi seorang bapak tentu dapat kembali menyadari jika harus menjadi imam bagi keluarganya. “Seperti istilah new normal ini. Normalnya makhluk tentu dengan menyembah. Tidak merasa berkuasa dan tidak sombong,” tutupnya.   Reporter: Cholis Anwar Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar