Jumat, 29 Maret 2024

PGOT 'Menghuni' Taman Bojana Kudus, Begini Respon Satpol PP

Anggara Jiwandhana
Rabu, 17 Juni 2020 16:21:16
Dua PGOT tampak tidur di salah satu lorong di Taman Bojana baru-baru ini. (MURIANEWS/Istimewa)
MURIANEWS, Kudus – Sejumlah pengemis, gelandangan, dan orang terlantar (PGOT) tampak menghuni lorong Pusat Kuliner Kudus Taman Bojana. Mereka, kebanyakan datang pada malam hari dan tidur. Kemudian bangun dan pergi pada pagi harinya. Nazarudin, salah satu pengunjung Taman Bojana mengaku memang cukup terganggu dengan adanya gelandangan yang terkadang menghuni lorong-lorong pusat kuliner khas Kudus tersebut. “Saya cukup terganggu sebenarnya, semoga dinas terkait bisa menertibkan,” katanya. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menyatakan terus melakukan penertiban pada mereka yang kedapatan menghuni lorong-lorong pusat kuliner tersebut. Namun, karena tak adanya pembinaan jangka panjang, para gelandangan akhirnya dikembalikan ke daerah asalnya. “Kami terus melakukan penertiban, setiap hari pasti ada yang kami bawa dan kami bina, tak hanya dari Taman Bojana saja,” kata Kepala Satpol PP Kudus Djati Solechah, Rabu (17/6/2020) sore. Hanya, kata dia, yang jadi persoalanan adalah pembinaan jangka panjang dari para para PGOT ini. “Kami akui kami kesulitan lakukan pembinaan jangka panjang,” ujarnya. Djati mengatakan, pihaknya bisa saja menjaring puluhan PGOT di tiap harinya. Kemudian dilakukan pembinaan di Kantor Satpol PP. Namun setelahnya, karena tak memiliki fasilitas lanjutan, pihaknya pun mengembalikan mereka ke pihak keluarga. “Itu tidak menjamin mereka tidak akan turun lagi ke jalan, belum dengan mereka yang tak memiliki rumah bahkan keluarga,” terangnya. Dia menambahkan, bisa saja para PGOT yang terjaring dimasukkan ke dalam rumah singgah. Namun lama kelamaan, lanjut dia tentunya akan menumpuk. “Belum di tengah pandemi seperti ini, makin banyak orang yang mungkin finansialnya semakin terdampak,” lanjutnya. Pihaknya juga menyebut permasalahan PGOT ini bukan hanya kewajiban pihaknya semata. Melainkan sejumlah unsur-unsur terkait yang juga masih memiliki sangkutan dalam masalah ini. “Kami terus melakukan pembinaan, tapi jangka panjangnya, kami belum punya solusi,” akunya. Sementara bulan Januari hingga Juni 2020, pihak Satpol PP menyebut sudah melakukan penertiban dan pembinaan pada PGOT, anak jalanan dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) kurang lebih seratus orang. Kebanyakan yang dibina, juga adalah orang-orang yang sama yang telah beberapa kali terkena razia. “Terus terang kami belum bisa menjawab pertanyaan mereka mau diapakan dan dikemanakan. Itulah yang harusnya jadi PR bersama, tidak hanya Satpol PP saja,” jelas Djati.   Reporter: Anggara Jiwandhana Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar