Jumat, 29 Maret 2024

Pasien Positif Covid-19 Melonjak, DKK Jepara Usulkan Pembelian 2.000 Alat Rapid Test

Budi Santoso
Kamis, 4 Juni 2020 17:30:56
MURIANEWS, Jepara - Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Jepara mengusulkan untuk membeli 2.000 alat rapid test guna memenuhi kebutuhan di Kota Ukir. Langkah itu dilakukan lantaran melonjaknya jumlah pasien positif di Kabupaten Jepara. Saat ini usulan tersebut tersebut sudah disampaikan kepada Bupati Jepara untuk mendapatkan persetujuan Kepala DKK Jepara Mundrikatun menyatakan, kebutuhan alat rapid test dalam upaya penanganan Covid-19 saat ini menjadi kebutuhan. Pasalnya, rapid test akan menjadi jaring pertama untuk menemukan potensi penularan Covid-19 dalam tracing pasien positif yang terus meningkat dalam beberapa hari terakhir. Dari penanganan yang dilakukan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Jepara, sampai Juni ini sedah ada 2.500 lebih alat rapid test yang sudah digunakan. Sementara, dari catatan yang ada, stok alat rapid test yang ada di DKK Jepara saat ini tinggal sekitar 168 buah saja. “Dari 2.500 alat rapid test yang terbeli, semuanya bisa dikatakan sudah habis pada Juni ini. Pada tahap awal kami beli 800 alat dan sudah habis. Kemudian mendatangkan lagi 1.800 alat rapid test dan juga sudah digunakan," terangnya, Kamis (4/6/2020). "Selain itu, ada juga bantuan alat rapid test yang kami terima dari relawan. Terakhir di DKK Jepara hanya ada sisa 168 buah alat rapid test,” ujarnya. Ia menyebutkan, rencana pembelian 2.000 alat rapid test tambahan ini juga sudah dikonsultasikan. Pihaknya tinggal menunggu persetujuan Bupati Jepara. Melihat perkembangan yang terjadi, pengadaan alat Rapid Test ini akan segera dilaksanakan. Saat ini jumlah kasus covid 19 di Jepara mulai merangkak naik dan tembus 28 kasus. Ia menambahkan, untuk penanganan tehnis Covid-19, APBD Jepara 2020 mengalokasikan anggaran sampai Rp 12 miliar lebih. Sekitar Rp 7 miliar dianggarkan untuk pembelian alat kesehatan yang dibutuhkan, termasuk APD bagi para tenaga kesehatan yang bertugas. Sedangkan lainnya dianggarkan untuk operasional penanganan di masing-masing fasilitas kesehatan. Kemudian juga untuk membiayai klaim pelayanan bagi masyarakat kurang mampu. “Di luar itu juga ada program-program yang pelayanan kesehatan yang tetap harus kami lakukan. Fokus kami memang pada covid. Namun bukan berarti mengabaikan yang lain. Penanganan penyakit HIV, Demam Berdarah, program-program kesehatan di masyarakat tetap juga harus kami laksanakan,” tambahnya.   Reporter: Budi Erje Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar