Jumat, 29 Maret 2024

Suluk Maleman: Memberi Cahaya di Tengah Kegelapan Pandemi

Cholis Anwar
Minggu, 17 Mei 2020 12:06:02
Anis Sholeh Ba’asyin dalam Suluk Maleman ‘Menjadi Cahaya’ (MURIANEWS/Dok. Suluk Maleman)
MURIANEWS, Pati - Ketidakberdayaan negara-negara di dunia, termasuk Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19 dinilai telah membuka kesadaran masyarakat. Apalagi, selama ini pembangunan di bidang kesehatan terkesan terabaikan dibandingkan bidang yang lain. Padahal, kesehatan menjadi salah satu yang paling esensi dalam peradaban. Kesehatan seharusnya menjadi salah satu kategori dalam tingkat kesejahteraan. “Ancaman kesehatan dianggap lebih kecil bila dibandingkan perang. Itu terlihat pembangunan di bidang senjata dan infrastuktur jauh lebih tinggi bila dibandingkan kesehatan itu sendiri,” kata Dr dr Darwito salah satu narasumber dalam suluk maleman yang digelar secara daring, Sabtu (16/5/2020) malam kemarin. Ketua perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) periode 2018-2021 itu juga menilai, diabaikannya pembangunan di bidang kesehatan diduga lantaran dianggap tidak punya pamor. “Sekarang ini negara ditakuti, dianggap adidaya jika menang perang. Coba jika dibalik. Negara adidaya dilihat dari kesehatannya. Dilihat dari bagaimana pembangunan fasilitas kesehatannya, dari rendahnya angka pesakitan, tentu negara akan berlomba membelanjakan anggaran di kesehatan. Saat dunia menomorduakan kesehatan ternyata tidak akan siap saat menghadapi pandemi,” imbuhnya. Sementata Presiden Djancuker Indonesia Sujiwo Tedjo justru memiliki sudut pandang yang unik. Momen saat seperti ini dikatakannya harus kembali ke local wisdom untuk saling menguatkan. “Antartetangga harus bergotong royong termasuk dalam perekonomian. Kalau lapar membeli di warung tetangga. Dengan gerakan membeli di tetangga sehingga nantinya bisa memunculkan surplus produksi di masyarakat dan ekonomi pun berputar,” terang Tedjo. Sudut pandang berbeda juga ditunjukkan oleh Sabrang Damar Penuluh atau yang akrab disapa Noe Letto. Dia menegaskan bahwa masalah pandemi ini telah melahirkan akibat berantai, baik ekonomi, sosial maupun budaya. Sehingga penanganannya juga harus tepat berdasar data dan terukur. Untuk itu dia berharap agar masyarakat memulai perubahan dari hal-hal kecil di sekitarnya, yang nantinya diharap bisa menjadi gelombang peradaban yang lebih baik. Dia juga menekankan bahwa yang sangat penting dan mendesak untuk dilakukan saat ini adalah bagaimana bisa bertahan dari kerusakan-kerusakan yang timbul dari pandemik ini. “Yang penting saat ini adalah bagaimana untuk survive dulu soal cara-cara yang dilakukan nantinya bisa diteruskan atau tidak setelah pandemi reda, sebaiknya tidak usah digagas dulu,” jelasnya. Sebagai penutup, Anis Soleh Ba'asin selaku empu Suluk Maleman mengemukakan, seperti diketahui bangsa ini memiliki lokal wisdom jamu yang cukup baik. Namun karena minimnya penelitian sehingga agak terpinggirkan. "Jika itu bisa dikembangkan tentu bisa mengurangi ketergantungan pada dunia. Seperti empon-empon sekarang ini justru dipercaya meningkatkan imun untuk melawan Covid-19,” tutupnya.   Reporter: Cholis Anwar Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar