Jumat, 29 Maret 2024

Guru Swasta di Kudus Ini Cari Tambahan Penghasilan dari Jamur Tiram, Sehari Omzet Bisa Rp 250 Ribu

Yuda Auliya Rahman
Senin, 11 Mei 2020 17:30:26
Argo saat mengisi spora ( bibit jamur) ke dalam log jamur. (MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman)
MURIANEWS, Kudus – Banyak cara dilakukan orang untuk mendapat rupiah guna memenuhi kebutuhan hidup dan keluarga. Seperti yang dilakukan Argo Wahyu Hartanto, guru olahraga asal Desa Menawan, Kecamatan Gebog, Kudus. Argo memilih bergelut dengan jamur tiram, di sela-sela aktivitasnya mengajarnya. Guru swasta ini pun mendapat tambahan penghasilan dari jenis cendawan yang cukup banyak penggemarnya ini. Apalagi di musim pandemi corona seperti ini, aktivitas mengajar menjadi berkurang lantaran sekolah belajar di rumah. Argo mengaku, budidaya jamur sebenarnya sudah pernah ia geluti sejak 2009 lalu, bersama kakak perempuannya. Saat itu ia masih kuliah. Namun usaha ini berhenti, lantaran kakaknya bekerja di bidang kenotariatan. Baru akhir 2019 lalu ia kembali menggeluti usaha ini. "Selain memanfaatkan untuk mengisi waktu luang setelah ngajar, ini juga bisa menambah penghasilan keluarga,” katanya. Menurut Argo, hasil dari penjualan jamur ia bisa mendapat omzet sekitar Rp 250 ribu perhari. Setaiap hari ia bisa memanen jamur sekitar 15 kg per harinya. Saat ini pun menurutnya, lagi banyak pesanan jamur ini. Sehingga ia kerap kewalahan. ”Saya setorkan ke Pasar Menawan, itu pun sering kewalahan,” terangnya. Untuk membudidayakan jamur hingga panen menurut dia, dibutuhkan waktu sekitar 30 hari. Untuk tiap log (media tumbuhnya jamur) bisa dipanen hingga empat kali. "Setelah itu masih bisa tumbuh tapi kualitasnya rendah. Seperti tumbuh tapi ukurannya kecil. Jadi saya lebih memilih untuk sampai empat kali panen saja dalam satu log," jelasnya. Ia mengaku budidaya jamur memang tidak begitu sulit, keuntungannya pun cukup lumayan. Meski demikian, budidaya ini tak lepas dari kendala. Apalagi saat musim kemarau, ia harus tetap menjaga media tanam jamur selalu lembab.   Reporter: Yuda Auliya Rahman Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar