Kamis, 28 Maret 2024

Ternyata Begini Hukumnya Meminta Maaf Menjelang Ramadan

Murianews
Senin, 27 April 2020 11:34:00
Bersalaman, bermaafan.(Ilustrasi)

MURIANEWS, Kendal - Meminta maaf sebelum menjalankan ibadah puasa Ramadan sepertinya sudah menjadi kebiasaan banyak umat Islam sekarang. Mungkin, niatnya supaya menjalankan ibadah dengan hati yang bersih dan terbebas dari kesalahan sebelumnya. Lantas, apakah mengucapkan maaf sebelum Ramadan itu harus?

Bagaimana hukumnya menurut Islam? Dilansir dari laman PC NU Kendal permintaan maaf itu disyariatkan dalam Islam. Permintaan maaf itu ada yang sunah dan ada yang wajib. Pemintaan maaf yang sunah yaitu permintaan maaf setiap bertemu orang dalam rangka mulathofah yakni basa basi untuk menyenangkan orang lain. Sedangkan yang wajib yaitu permintaan maaf dari orang yang melakukan kedzaliman kepada orang lain. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda,

من كانت له مظلمة لأخيه من عرضه أو شيء فليتحلله منه اليوم قبل أن لا يكون دينار ولا درهم إن كان له عمل صالح أخذ منه بقدر مظلمته وإن لم تكن له حسنات أخذ من سيئات صاحبه فحمل عليه

“Orang yang pernah menzalimi saudaranya dalam hal apapun, maka hari ini ia wajib meminta perbuatannya tersebut dihalalkan oleh saudaranya, sebelum datang hari di mana tidak ada ada dinar dan dirham. Karena jika orang tersebut memiliki amal saleh, amalnya tersebut akan dikurangi untuk melunasi kezalimannya.

Namun jika ia tidak memiliki amal salih, maka ditambahkan kepadanya dosa-dosa dari orang yang ia zalimi”. (HR. Bukhari no.2449). Hanya saja, permintaan maaf menjelang Ramadan itu menjadi fadlilah (keutamaan) karena sebagai usaha agar pribadi kita menjadi suci ketika memasuki bulan suci. Ada hadis yang menjadi dalil bagi permintaan maaf menjelang Ramadan sebagai berikut,

عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه و سلم رقي المنبر فقال : آمين آمين آمين فقيل له : يارسول الله ما كنت تصنع هذا ؟ ! فقال : قال لي جبريل : أرغم الله أنف عبد أو بعد دخل رمضان فلم يغفر له فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد أدرك و الديه أو أحدهما لم يدخله الجنة فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد ذكرت عنده فلم يصل عليك فقلت : آمين قال الأعظمي : إسناده جيد

“Dari Abu Hurairah: Rasulullah SAW naik mimbar lalu bersabda: ‘Amin, Amin, Amin’. Para sahabat bertanya : “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?” Kemudian beliau bersabda, “Baru saja Jibril berkata kepadaku: ‘Allah menghinakan seorang hamba -atau dia jauh dari Allah- yang melewati Ramadan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’. "Kemudian Jibril berkata lagi, ‘Allah menghinakan seorang hamba -atau dia jauh dari Allah- yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua)’, maka aku berkata: ‘Amin’. "Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Allah menghinakan seorang hamba -atau dia jauh dari Allah- yang tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, ‘Amin’. Al A’zhami berkata: “Sanad hadits ini jayyid”.
 
Hadits ini dishahihkan oleh Al Mundziri di At Targhib Wat Tarhib (2/114, 406, 407, 3/295), oleh Adz Dzahabi dalam Al Madzhab (4/1682), juga oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Al Qaulul Badi‘‘‘ (212).
 
Tak Wajib
Meski begitu bukan berarti saling bermaaf-maafan menjelang Ramadan itu menjadi keharusan. Beberapa pendapat menilai, hukum meminta maaf sebelum masuk bulan Ramadan tidaklah wajib. Dikutip dari IslamPos.com, banyak umat muslim yang memanfaatkan momen datangnya Ramadan untuk bermaaf-maafan.
 
Kemungkinan besar karena mereka berpikir bahwa Ramadan adalah bulan suci, bulan untuk mensucikan diri dari dosa-dosa, termasuk dosa dan kesalahan pada teman atau keluarga Padahal minta maaf bisa dilakukan kapanpun saat merasa ada kesalahan. Baik itu akan masuk bulan Ramadan atau tidak. Hal itu mengacu pada hadis riwayat Bukhari, nomor 2449.
 
Dalam hadis tersebut disebutkan bahwa meminta maaf atas kesalahan yang kita lakukan, paling baik dilakukan dengan segera, kenapa? Karena kita tidak pernah tahu kapan ajal akan menjemput.  Selain itu, memaafkan kesalahan orang lain adalah amalan yang mulia. Allah mewajibkan kita untuk memberi maaf kepada orang lain, seperti dalam firman Allah; “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh,” (QS. Al-A’raf: 199).
 
Sementara itu, dilansir dari muslim.or.id mengkhususkan satu waktu untuk meminta maaf dan dikerjakan secara rutin setiap tahun tidak dibenarkan dalam Islam dan bukan ajaran Islam.
 
Namun bagi seseorang yang memang memiliki kesalahan kepada saudaranya dan belum menemukan momen yang tepat untuk meminta maaf, dan menganggap momen datangnya Ramadan adalah momen yang tepat, tidak ada larangan memanfaatkan momen ini untuk meminta maaf kepada orang yang pernah dizhaliminya tersebut. Asalkan tidak dijadikan kebiasaan sehingga menjadi ritual rutin yang dilakukan setiap tahun. Sehingga perbuatan meminta maaf tidak terjerumus pada ghuluw (berlebihan) dalam beragama.
 
(Catatan Redaksi: Artikel ini telah mengalami penyuntingan ulang berupa penambahan materi untuk penyempurnaan tulisan.Terima Kasih)  
 
Editor: Supriyadi

Komentar