Kamis, 28 Maret 2024

Corona di Jateng 360 Kasus, Ganjar Sampai Turun Tangan Tegur Warga Nekat Berkerumun

Ali Muntoha
Senin, 20 April 2020 12:10:32
Gubernur Ganjar Pranowo menegur warga yang berkerumun. (MURIANEWS/Istimewa)
MURIANEWS, Semarang – Jumlah kasus positif corona di Jawa Tengah makin banyak. Hingga Senin (20/4/2020) siang, jumlah kasus corona tercatat sebanyak 360 orang. Dari jumlah itu, 45 orang di antaranya meninggal dunia, dan 49 pasien dinyatakan sembuh. Semakin mewabahnya virus corona ini membuat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo gundah. Apalagi masih banyak orang yang nekat berkerumun dan tak mengenakan masker. Salah satunya di Kota Semarang. Padahal kota ini, angka kasusnya cukup tinggi. Ganjar mendapati masih banyak orang yang bergerombol baik di jalanan, warung makan, kafe, hingga perkampungan. Dari kegusaran ini, tiap pagi Ganjar sampai turun tangan berkeliling kota untuk mengingatkan warga. Bahkan Ganjar sampai menegur warga yang terlihat berkerumun dan tak mengenakan masker. Ini terjadi pada Minggu (19/4/2020), saat Ganjar berkeliling dengan bersepeda untuk mengingatkan warga. [caption id="attachment_186819" align="aligncenter" width="880"] Ganjar Pranowo menegur warga yang berkerumun dan tak mengenakan masker. (MURIANEWS/Istimewa)[/caption] Ganjar sampai membawa pengeras suara, agar bisa terdengar warga. Namun saat sampai di Jalan MT Haryono, imbauan Ganjar tak diindahkan warga. Melihat warga yang cuek, Ganjar lantas memutar arah sepedanya dan kembali menghampiri warga yang nekat berkerumun. "Mas kok ijeh ngeyel (mas kok masih bandel), tadi saya bilang jaga jarak, sampeyan masih saja bergerombol. Ayo saiki geser (ayo sekarang geser)," tegur Ganjar. Tak sampai di situ, Ganjar juga mengingatkan pada warga tersebut untuk menaati imbauan pemerintah. Karena hal itu untuk menjaga warga agar tak terserang Covid-19. "Njenengan (Anda) masih muda, tolong jadi contoh yang baik bagi masyarakat. Bantu pemerintah untuk sosialisasi ini. Ini serius lho, jangan anggap sepele," tegasnya. Merasa mendapat teguran keras, segerombol anak muda itu lantas bergeser dan memberi jarak satu sama lain. Peristiwa serupa terjadi daerah Pedurungan Kota Semarang. Saat melintas di depan warung soto, Ganjar mengingatkan para pembeli untuk tidak berkerumun. Lantaran imbauan tidak diindahkan dan para pembeli pun seakan tak peduli, Ganjar lantas memarkirkan sepedanya dan menghampiri warganya yang sedang sarapan itu. "Tolong jaga jarak, kalau bisa jangan makan di sini, pesan terus dibawa pulang. Ingat, ini serius. Kota Semarang sudah zona merah, sekarang yang positif covid-19 tertinggi ada di Kota Semarang. Ayo jangan ngeyel," tegurnya. Ganjar meminta semua masyarakat menjaga diri dan menyadari bahwa Covid-19 tidak bisa diremehkan. "Saya tidak mau warga saya banyak yang terkena virus ini. Aku pengen wargaku sehat kabeh (semua). Tolong saya didengarkan, Semarang ini sudah bahaya," tandasnya. Salah satu warga yang sedang berkerumun, Danis (45) mengatakan sebenarnya paham dengan imbauan pemerintah untuk melakukan physical distancing namun kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukan itu. "Sebenarnya tahu tentang jaga jarak, tapi mau bagaimana lagi. Ini tadi mampir sarapan, kebetulan pas ramai dan tempatnya sempit, jadi berdesakan," kata Danis. Diakuinya, kesadaran warga Semarang terkait physical distancing dan memakai masker masih kurang. Masih banyak di jalanan orang keluar rumah tanpa masker. (lhr)   Reporter: Ali Muntoha Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar