Kamis, 28 Maret 2024

Ada yang Bersuhu Tubuh Tinggi, 19 Pekerja SUTET di Kudus Dipulangkan ke Garut

Anggara Jiwandhana
Rabu, 15 April 2020 08:44:25
Pemulangan 19 pekerja penarik kabel tower SUTET asal Garut oleh Muspika Jekulo Selasa (14/4/2020) malam. (MURIANEWS/Istimewa)
MURIANEWS, Kudus – Pemerintah Kecamatan Jekulo, Kudus memulangkan sebanyak 19 pekerja penarik kabel tower SUTET asal Kabupaten Garut, Selasa (15/4/2020) malam. Langkah ini diambil lantaran dua di antara pekerja itu memiliki suhu di atas 37,35 derajat celsius. Camat Jekulo Wisnubroto Purnawarman Jayawardana menjelaskan, rombongan asal Kabupaten Garut tersebut sebenarnya sudah tiga hari di Kecamatan Jekulo. Mereka mengontrak rumah warga di Desa Hadipolo. “Mereka ternyata sudah sekitar tiga hari di sana, mulai Minggu dini hari,” katanya via telepon, Rabu(15/4/2020) pagi. Wisnu cukup menyayangkan kejadian tersebut. Pasalnya, berdasarkan laporan pemerintah desa, rombongan tersebut belum sempat melaporkan diri pada pemdes. Hingga akhirnya membuat warga sekitar resah. “Kemudian semalam kami langsung bergerak, karena mereka baru pulang bekerja sore,” jelasnya. Malam tersebut juga, jelas Wisnu, satu persatu dari mereka dites suhu tubuhnya beserta cek kesehatan lain sesuai standart prosedurnya. Kemudian, ditemukanlah dua orang yang memiliki suhu tubuh di atas 37 derajat celsius. “Dengan banyak pertimbangan, mereka dipulangkan semua ke daerahnya,” ujarnya. Jumlah penarik kabel tower sendiri, tambah Wisnu, sebenarnya berjumlah sebanyak 94 orang, termasuk di antaranya rombongan tersebut. Pihaknya pun menggolongkan para pekerja itu dengan status Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan terus memantau sisa pekerja yang tengah mengerjakan tower SUTET tersebut. “Kami bekerja ekstra, ODP kami cukup banyak,” katanya. Kini mereka tengah dipantau oleh Tim Covid-19 Kecamatan Jekulo. Mereka diinstruksi untuk menerapkan pola hidup sehat serta tetap melaksanakan protokol kesehatan selama bekerja dan tinggal di Kecamatan Jekulo. “Mereka berasal dari sejumlah daerah, di antaranya Rembang dan Garut itu tadi,” paparnya.
Pihaknya juga berharap peran dari masyarakat terkait pemantauan sekitar desa maupun rumahnya. Apabila ada orang baru pulang dari daerah zona merah, diharapkan untuk segera berkoordinasi dengan pemdes dan diteruskan ke pihak kecamatan. Pembentukan satuan tugas (satgas) per desa juga akan diupayakan. Guna lebih memaksimalkan jangkauan pemantauan hingga ke satuan paling kecil di masyarakat.   Reporter: Anggara Jiwandhana Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar