Jumat, 29 Maret 2024

Corona di Jateng: 133 Positif, 14 Sembuh, Ribuan Orang Jalani Rapid Test

Ali Muntoha
Rabu, 8 April 2020 15:13:25
Gubernur Ganjar Pranowo melihat alat rapid test di gudang obat Dinkes Jateng. (MURIANEWS/Istimewa)
MURIANEWS, Semarang – Jumlah kasus positif Covid-19 di Provinsi Jawa Tengah hingga Rabu (8/4/2020), tercatat sebanyak 133 kasus. Dari jumlah itu, 14 orang di antaranya sudah berhasil sembuh dan pulang dalam kondisi sehat. Sementara 22 orang meninggal dunia, dan 97 pasien lain masih menjalani perawatan intensif di ruang isolasi sejumlah rumah sakit di Jawa Tengah. Data tersebut dikutip dari lama corona.jatengprov.go.id, yang di-update pada pukul 14.30 WIB. Sementara itu, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) hingga sore ini tercatat sebanyak 465 orang. Mereka tersebar di sejumlah rumah sakit rujukan di berbagai daerah di Jateng. Sementara Orang Dalam Pemantauan (ODP) tercatat 17.774 orang. Dari jumlah itu, beberapa di antaranya merupakan pemudik. Bertambahnya jumlah kasus positif corona ini disebut sebagai dampak massifnya pemanfaatan rapid test di Jawa Tengah. Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah mengatakan, hingga Selasa (7/4/2020) rapid test yang didistribusikan ke rumah sakit di Jateng telah mendeteksi 53 pasien Covid-19. Ia menyebut, 53 pasien positif tersebut merupakan kasus baru dan tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Jawa Tengah. Yulianto menambahkan, dari 8.400 rapid test kit yang diterima Jateng, 6.200 di antaranya telah digunakan. Pengecekan diprioritaskan kepada ODP. "Yang sudah dilaporkan hasil tesnya 3.500 orang, yang positif (Covid-19) 53 orang," ujarnya. Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menuturkan, warga yang positif terinfeksi virus corona itu akan menjalani isolasi. Sementara pelaksanaan rapid tes kepada ODP akan terus berjalan. "Ini masih berjalan terus menerus," kata Ganjar. Ganjar menyebut, semua warga perantau yang mudik ke kampung halaman wajib diisolasi. Baik isolasi secara mandiri di rumah maupun menjalani isolasi di tempat isolasi yang disediakan pemerintah desa. "Memang (isolasi desa) ini sedang kami gerakkan di tingkat desa. Mereka yang menjalani isolasi di rumah harus dikontrol dokter puskesmas, bidan, hingga RT dan RW," pungkasnya.   Reporter: Ali Muntoha Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar