Pariwisata Ditutup, Karimunjawa Jepara Lengang
MURIANEWS, Jepara – Dalam setahun terakhir, Karimunjawa sempat dikunjungi 12 ribu lebih wisatawan. Sebagai salah satu destinasi wisata di Jawa Tengah, Karimunjawa memang tengah ‘merekah’ dan menarik perhatian banyak orang. Namun sejak sepekan terakhir, sejak Kawasan ini ditutup karena merebaknya corona, Karimunjawa mendadak menjadi lengang.
Camat Karimunjawa, Karnanejeng menyatakan, dampak corona memang mulai dirasakan warganya. Lenggangnya Karimunjawa dari kunjungan wisatawan, sudah pasti memberi dampak bagi industri wisata di kawasan ini. Namun demikian, masyrakat Karimunjawa masih tetap bisa memahami langkah-langkah yang ditempuh Pemerintah dalam hal ini.
Di Karimunjawa sendiri saat ini memiliki sedikitnya 107 hotel dan penginapan dengan total jumlah kamar mencapai 700 buah. Sejak dinyatakan ditutup, maka usaha ini juga harus menghentikan usahanya. Demikian juga para pemilik perahu wisata yang melibatkan sekitar 200-an orang lebih di Karimunjawa.
“Dalam sebulan kami rata-rata menerima 822 orang pengunjung, yang pada akhirnya ikut menggerakan perokonomian di Karimunjawa. Namun kini untuk sementara memang terhenti. Suasana lenggang, tidak seperti biasannya,” ujar Karnanejeng, Selasa (31/3/2020).
Masyarakat Karimunjawa dan dunia usaha di Karimunjawa tetap bisa memahami langkah tegas yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Jepara. Mereka sadar, penutupan sementara Karimunjawa adalah untuk mengantisipasi menyebarnya virus ke daerah tujuan wisata ini melalui pengunjung.
Diluar itu, Pemerintah Kecamatan Karimunjawa juga harus ekstra waspada dengan datangnya pengunjung luar daerah melalui kapal-kapal nelayan yang singgah. Tim Satgas Corona di Karimunjawa dalam hal ini juga melakukan pemantauan terhadap kapal-kapal nelayan yang masuk.
“Selain kapal Express Bahari dan Siginjai, ada kapal nelayan dari luar daerah yang masih masuk. Ada 15 buah tiap hari rata-rata di sini yang sandar. Awak kapal mereka selalu kami periksa suhu badan nya. Ini kami lakukan secara ketat untuk mengantisipasi segala kemungkinan,” ujar Karnanejeng.
Meski dinyatakan ditutup untuk pariwisata, namun Karimunjawa tetap mendapatkan akses seluas-luasnya untuk pemenuhan bahan kebutuhan masyarakat. Stok bahan pangan dan kebutuhan masyarakat lainnya, hingga saat ini tidak ada masalah.
Reporter: Budi Erje
Editor: Supriyadi