Jumat, 29 Maret 2024

Peserta Tawur Agung Candi Prambanan Dibatasi, Umat Hindu Jateng Diimbau Ibadah di Rumah

Ali Muntoha
Sabtu, 21 Maret 2020 11:05:02
Seorang warga melakukan prosesi Tawur Agung yang dilakukan di Pura Puser Bumi, Dukuh Bale Romo, Desa Plajan, Kecamatan Pakis Aji, Jumat (16/3/2018). (MURIANEWS)
MURIANEWS, Semarang – Ibadah Tawur Agung dalam rangkaian Hari Raya Nyepi di Jateng yang rencanya digelar di Candi Prambanan, 24 Maret 2020 bakal tetap digelar. Namun jumlah pesertanya akan dibatasi, untuk menghindari penyebaran Covid-19. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyatakan akan menjembatani komunikasi dengan pemerintah pusat terkait pelaksanaan upacara Tawur Agung. Pihaknya juga akan berkomunikasi dengan Bupati Klaten sebagai pemangku wilayah dan Taman Wisata Candi Prambanan sebagai pengelola destinasi. "Terkait (acara) di Prambanan, saya sendiri sudah komunikasi dengan pusat, agar pesertanya tidak banyak, tidak sampai sepuluh ribu. Kemungkinan harapannya di bawah seratus orang. Kalau dari pusat inginnya 10-15 orang saja, kalau bisa segitu lebih baik lagi kan, agar bisa mengatur jarak dan lain sebagainya," kata Ganjar. Sementara Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jateng Anak Agung Ketut Darmaja juga mengatakan, pihaknya mengimbau umat Hindu melakukan peribadatan di pura terdekat atau di rumah masing-masing. "Kami anjurkan sembahyang di Pura yang terdekat. Kalau tidak ada pura, ya sembahyang di rumah," kata Agung. Sedianya Ibadah Tawur Agung di Candi Prambanan itu bakal dihadiri umat Hindu dari berbagai daerah di Tanah Air. Namun karena pemerintah telah menetapkan status tanggap darurat Covid-19, ritual tetap akan dilaksanakan. Namun jumlah peserta yang lebih sedikit guna mengurangi risiko penularan virus corona. "Ritual tetap akan berjalan, namun seremonial tidak ada. PHDI Jateng mengikuti instruksi dari PHDI pusat termasuk panitia Nyepi, kemudian mengikuti petunjuk gubernur. Bahwasanya untuk ritual kita batasi orangnya," tuturnya. Ia menyatakan, peserta nantinya hanya difokuskan pada pemimpin upacara, rohaniawan, yang menyiapkan sesaji dan perwakilan panitia. Pihaknya berharap, jumlah peserta tak lebih dari 200 orang. Pada kondisi normal, ritual tersebut bisa dihadiri oleh puluhan ribu umat. "Dengan jumlah 150-200 itu tak banyak, tempat duduk kita bisa atur sedemikian rupa. Untuk seremonial, mengundang menteri dan sebagainya tidak ada. Hanya acara ritual inti saja," imbuh Agung. Reporter: Ali Muntoha Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar