Kamis, 28 Maret 2024

DBD Intai Warga Jepara, Tiga Bulan 119 Orang Masuk Rumah Sakit

Budi Santoso
Rabu, 11 Maret 2020 16:04:16
Anggota keluarga pasien di Puskesmas Kedung II saat menunggui keluarganya. (MURIANEWS/Budi Erje)
MURIANEWS, Jepara - Disaat penyebaran masyarakat terpusat pada penyebaran virus corona, di wilayah Kabupaten Jepara, Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali berpotensi menggila. Angka kasus berjangkitnya DBD di Jepara menunjukan trend meningkat sepanjang tahun ini. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Jepara Mudrikatun, menyatakan DBD masih ‘mengintai’ di Kabupaten Jepara. Mulai awal tahun, hingga bulan Maret ini, pihaknya telah mencatat ada 119 pasien DBD yang tersebar di sejumlah Puskesmas dan Rumah Sakit (RS) di Kabupaten Jepara. Dari jumlah pasien DBD saat ini, bahkan sudah ada satu orang pasien meninggal dunia. Meski diketahui tidak hanya semata karena DBD, karena pasien ini juga diketahui terjangkit penyakit lain yang menyertainya, namun kejadian ini tetap harus menjadi sinyal bagi semua pihak. “Sebaran DBD terbanyak berada di Kecamatan Kedung. Sedangkan lainnya, tersebar di Kecamatan Tahunan, Jepara dan Batealit. Daerah-daerah ini memang diketahui merupaka endemic DBD. Karena itu harus menjadi perhatian semua pihak,” ujar Mundrikatun, Rabu (11/3/2020). DKK Jepara, saat ini sudah mulai dilakukan fogging atau penyemprotan dan upaya lain yang sesuai dengan kondisi. Selain itu juga akan dilakukan penyelidikan Epidemiologi (pelacakan penderita dan pemeriksaan jentik nyamuk). Sehingga bisa diambil tindakan yang tepat. Sementara Kepala Puskesmas Kedung II Suhadi menyatakan, pihaknya sudah melakukan beberapa langkah untuk mengatasi masalah DBD ini. Di wilayah Kedung II, sedikitnya sudah ada 9 kasus dugaan DBD yang kemudian dirujuk ke RSUD Kartini Jepara. Hasilnya 3 diantaranya dinyatakan positif DBD. Kegiatan Penyelidikan Epidemiologi juga sudah mulai dilaksanakan di sejumlah lokasi. Kemudian juga melakukan upaya preventif dengan melibatkan kader-kader Jumantik (Juru Pantau Jentik nyamuk). Informasi-informasi mengenai DBD juga terus disampaikan kepada masyarakat secara massif. “Untuk wilayah kami, kondisi lingkungannya memang menjadi kendala.Hal ini juga berkait erat dengan sikap dan budaya masyarakat. Karena itu kami perlu merumuskan langkah-langkah yang tepat yang bisa dilakukan,” ujar Suhadi. Upaya memberantas DBD paling efektif adalah dengan melakukan pembersihan jentik nyamuk. Kegiatan 3M (Mengubur, Menguras dan Menutup) tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang berkembang biak nyamuk, adalah yang paling efektif. Di luar itu juga ada fogging dan penggunaan bubuk abate.   Reporter: Budi Erje Editor: Supriyadi

Baca Juga

TAG

Komentar