Kamis, 28 Maret 2024

Usung Dongeng Literasi, Tantu Sejiwa Bakal Pentaskan Teater Musikal Sada Lanang

Anggara Jiwandhana
Sabtu, 7 Maret 2020 11:42:29
Suasana latihan pentaa produksi tantu sejiwa malam tadi. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)
MURIANEWS, Kudus – Pentas produksi Tantu Sejiwa bakal menggelar teater musikal Kocap Kacarita jilid satu dengan cerita Sada Lanang di Auditorium UMK, pukul 19.00 WIB, Selasa (10/3/2020) mendatang. Pementasan ini merupakan adaptasi bebas dari dongeng Ande-Ande Lumut. Ditulis oleh penulis naskah Sekar Jaturampe dan disutradarai oleh Warih Bayu, pengangkatan dongeng literasi jadi misi utama dari pentas jilid satu di tahun ini. Selain itu, pengenalan kembali tradisi asli Indonesia dengan gaya yang baru pun jadi misi yang diusung dalam teater ini. Penyelenggara acara, Yenni Paryati mengatakan misi tersebut diusung karena sering berkembangnya zaman, dongeng maupun literasi budaya lain mulai tergerus dengan kemajuan teknologi. Kaum milenial sekarang, dikatakannya juga lebih menyukai hal yang bersifat kekinian. “Oleh karena itu kami coba hadirkan sebuah literasi lama dengan konsep penyampaian yang baru. Kami menyiapkannya sejak bulan November tahun lalu,” ucapnya. Pentas seni atau teatrikal pun dipilih untuk menyampaikan nilai-nilai budaya yang ada pada sebuah dongeng literasi. Dipadukan dengan musik pendukung serta tata panggung yang artistik, pihaknya menjamin adaptasi dongeng yang akan dibawakan nanti menjadi lebih hidup dan lebih nyata. “Bagaimanapun juga nilai-nilai yang ada di literasi budaya banyak sekali, dari nilai kejujuran hingga keteguhan akan prinsip dan budaya, ini akan kami visualisasikan melalui peran,” tambahnya. Adaptasi dongeng Ande-ande lumut sendiri, kata Yenny, merupakan sebuah bentuk realita masa kini. Dimana banyak sekali terjadi kasus perundungan, bullying, hingga body shaming yang kerap memakan korban. Dalam kisah Ande-Ande Lumut digambarkan seorang Klenting Kuning yang memiliki paras kurang mengenakkan untuk dipandang. Oleh karena itulah dia dijauhi dan dihina oleh saudara-saudara angkatnya. Padahal, kata Yenny, Klenting Kuning merupakan perwujudan dari seorang Dewi Candrakirana yang memiliki paras ayu nan mempesona. “Inilah yang ingin kami tekankan. Kualitas seseorang itu tidak boleh dilihat dari segi fisiknya saja , tapi juga dilihat dari hatinya,” tambahnya. Oleh karena itu, melalui teater musikal yang dibuka untuk umum dari semua jenis kalangan usia dan gender inilah Yenny berharap bisa memberikan sebuah bentuk baru dari penyampaian dongen literasi yang sudah lama ada. Karena dengan begitu, masyarakat bisa kembali melirik budaya-budaya yang sudah ada lama namun ditinggal. Hingga akhirnya tertarik untuk turut menghidupkan kembali literasi atau budaya tersebut di era yang sekarang. “Ini juga sebagai bentuk support kami pada pemerintah dalam hal pelestarian budaya,” terangnya.   Reporter: Anggara Jiwandhana Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar