Jumat, 29 Maret 2024

Memarketkan Potensi Desa

Murianews
Senin, 17 Februari 2020 10:49:35
Pesona destinasi wisata Rimong di Desa Medani. (MURIANEWS.com/Cholis Anwar)
[caption id="attachment_182120" align="alignleft" width="150"] Muslimin M.Pd *)[/caption] ERA digital seperti saat ini, banyak sekali informasi berseliweran yang datang silih berganti di sekitar kita. Mulai berita politik di Tanah Air yang lagi hangat, informasi kesehatan seperti merebaknya virus corona sampai sesuatu kejadian yang aneh di luar kewajaran sehingga menjadi viral. Untuk mendapatkan berita itu semua, hitungannya tidak lagi harus menunggu satu jam atau dua jam tapi hanya hitungan detik saja,  informasi itu bisa kita akses ada di genggaman tangan kita dari berbagai kejadian di penjuru dunia. Hal ini tentunya berbeda dengan beberapa waktu yang lalu yaitu zaman media cetak, di mana orang untuk mendapatkan informasi atau ingin mengetahui kejadian yang lagi menjadi perhatian publik, mereka harus menunggu pada hari berikutnya agar bisa membaca dan mendapatkan berita itu secara utuh. Pada era digital seperti ini seolah membalikkan keadaan yang semula sulit mengakses berita menjadi gampang mengakses berita. Di manapun tempatnya berada, mulai dari perkotaan bahkan sampai pelosok desa pun kita bisa mengakses berita. Era seperti ini ibarat pisau bermata dua, satu sisi membawa manfaat karena mudahnya mendapatkan informasi yang sedang terjadi. Di sisi lain dampak negatif yang akan muncul karena informasi ini bak keran terbuka yang sulit untuk difilter mana yang baik dan mana yang tidak baik. Kalau kita tidak berhati-hati maka yang kita dapatkan adalah nilai negatifnya. Bagi orang tua harus benar-benar selektif dan memperhatikan apa yang diakses oleh anak-anak. Bisa-bisa tanpa pengawasan, mereka membuka situs-situs terlarang dan situ porno. Sehingga berdampak pada cara berpikir dan terhadap psikisnya.  Kebanyakan yang terjadi saat ini dengan adanya era digital ini anak-anak  menjadi malas belajar dan suka megang smartphone untuk bermain game online. Sisi manfaat dari era ini adalah kita bisa memanfaatkan salah satunya untuk memarketkan potensi desa yang kita punya. Mungkin selama ini orang tidak pernah melirik atau memperhatikan kalau di desa mereka mempunyai potensi yang luar biasa dan bisa mendatangkan manfaat dan bisa mendatangkan income.Dengan adanya era digittal kita bisa memarketakan potensi desa. Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam memarketkan potensi desa. Pertama membangun branding potensi desa melalui website desa. Saat ini dengan banyaknya yang menguasai Ilmu Teknologi (IT) tidak menjadi satu keniscayaan desa mempunyai website.  Hampir di setiap desa memiliki potensi dan produk yang menarik, baik itu tentang kearifan lokal, produk unggulan desa (prukdes), wisata desa, inovasi desa dan lain sebagainya. Website desa adalah salah satu media yang paling efektif untuk membangun branding produk desa. Melalui website desa, pemerintah desa dapat mempromosikan potensi desa wisata dan potensi lainnya yang bisa dilihat oleh orang-orang di luar desa itu melalui website desa. Sehingga akan menarik minat masyarakat luar desa untuk berkunjung ke desa. Dan dengan sendirinya akan memberikan keuntungan secara ekonomi bagi warga setempat dan bisa meningkatkan pendapatan ataupun income bagi warga desa setempat. Dengan begitu perputaran roda ekonomi bisa berputar di desa itu dengan adanya orang yang mulai berkunjung ke sana.Mulai yang jualan makanan ataupun yang jualan jasa. Yang jelas orang ketika datang kesuatu tempat paling tidak mereka butuh makanan dan minuman. Kedua membangun branding potensi desa melalui sosmed (sosial media). Media sosial merupakan market potensial untuk memperkenalkan potensi dan menjual produk desa kepada khalayak ramai. Meskipun tidak semua media sosial cocok digunakan untuk membranding produk desa. Karena setiap media sosial itu memiliki karakteristik berbeda-beda. Instagram misalnya, sangat cocok digunakan untuk mempromosikan konten-konten yang bersifat fotografi dan sebagai salah satu platform media sosial yang paling digemari oleh anak muda. Setidaknya terdapat sejumlah media sosial populer yang banyak penggemarnya, seperti Youtube, Facebook, Blog, Twitter, Instagram, Qzone, LinkedIn, Quora. Itulah beberapa sosial media yang bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan potensi desa. Itu salah satu cara untuk membangun branding potensi desa agar terkenal dan diminati konsumen luar desa. Tidak cukup di-branding saja untuk memarketkan potensi desa, tapi bagaimana masyarakat setempat mampu memahami ketika menyambut orang datang ke tempat itu. Dalam bahasa pariwisata adalah Sapta Pesona sebagai bentuk standar dari pelayanan objek wisata yang didatangi oleh orang-orang dari luar. Ada tujuh Sapta Pesona yang menjadi acuan dari Dinas Pariwisata di antaranya, menghadirkan rasa aman. Orang yang datang ke suatu tempat wisata harus merasa aman dan nyaman. Kemudian tempat tujuan wisata haruslah tertib, rapi dan tidak semrawut. Bagaimana orang yang datang ke suatu tempat merasa betah berlama-lama di tempat itu karena tempatnya, pemandangannya bagus dan rapi. Selain itu, tempat wisata harus bersih dari kotoran limbah, sampah dan pencemaran. Dan salah satu dari Sapta Pesona yang sangat penting adalah  bagaimana  orang yang berada di tempat wisata itu memberi sambutan tamu yang berkunjung denganramah tamah dan penuh kehangatan. Ini yang merupakan suatu sikap yang bisa menjadikan orang merasa senang betah dan ingin datang kembali ketempat itu. Kalau hal ini dilakukan kemungkinan potensi-potensi desa yang selama ini terpendam dan tidak tergarap dengan baik bisa terjual dan dampaknya bisa menggerakan roda perekonomian di desa setempat. (*)   *) Dosen STIBI Syekh  Jangkung (Sekolah Tinggi Ilmu Budaya Islam) Pati dan Koordinator Komunitas Kampung English Temulus

Baca Juga

Komentar