Jumat, 29 Maret 2024

Ganjar Wacanakan Tutup SMP di Purworejo Tempat Terjadinya Aksi Bullying

Ali Muntoha
Kamis, 13 Februari 2020 15:59:05
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (MURIANEWS)
MURIANEWS, Semarang - Beredarnya video perundungan terhadap seorang siswi di sebuah SMP di Purworejo, memantik respon banyak pihak. Apalagi korban bullying itu diduga merupakan seorang difabel. Tiga pelaku bullying pun telah ditangkap polisi, dan kini masih dalam tahap pemeriksaan. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun angkat suara mengenai hal ini. Ganjar meminta kasus ini terus diusut. Meski demikian, Ganjar menginginkan jika nantinya proses persidangan dilakukan secara tertutup, karena para pelaku masih anak-anak. “Pelakunya masih anak-anak di bawah umur. Sesuai Undang-undang Perlindungan Anak, proses peradilan untuk anak di bawah umur harus digelar secara tertutup,” kata Ganjar, Kamis (13/2/2020). Sebagai simpatinya kepada siswi korban bullying, Ganjar memberikan santunan kepada orang tua korban. Santunan ini diberikan agar orang tua tidak bekerja selama beberapa waktu dan mencurahkan perhatian mereka untuk mendampingi sang putri melewati masa-masa traumatis. Untuk para pelaku, Ganjar meminta agar pelaku didampingi guru konseling maupun psikolog. Ini untuk mencegah berulangnya kembali aksi perundungan di tempat lain. Tak hanya itu, Ganjar juga mengusulkan agar sekolah tempat terjadinya aksi bullying ini ditutup. Dia pun berencana melebur sekolah itu dengan sekolah di dekatnya, lantaran jumlah siswa di sekolah itu sedikit,. Berdasarkan penelusuran di laman Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sekolah tempat terjadinya bullying hanya mendidik 21 siswa yang terbagi dalam tiga rombongan belajar (rombel). Rombel 7 dan 8 masing-masing berisi 6 siswa, adapun rombel 9 terdiri dari 9 siswa. Seluruh murid diampu oleh delapan guru dan empat tenaga kependidikan. “Sekarang mesti kita pikirkan bagaimana mengevaluasi sekolah seperti ini. Dengan sekolah berkapasitas sedikit jangan-jangan kapasitas sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan pun tidak mampu?” ujar Ganjar. Ganjar berencana meminta masukan kepada seluruh pemangku kepentingan di bidang pendidikan terkait kemungkinan untuk menutup atau melebur sekolah berkapasitas murid kecil dengan sekolah di sekitarnya. “Sekarang saya lagi minta regulasinya ditata dan saya minta kepada semua pemangku kepentingan pendidikan yang begini boleh gak sih dilikuidasi?. Saya kira kalau seperti itu enggak ada muridnya atau enggak bisa keluar dengan baik ditutup saja atau digabung dengan sekolah kiri kanannya,” tandas Ganjar. Sebagaimana diketahui, kasus bullying terjadi di sebuah SMP di Purworejo. Aksi bullying ini diketahui dari adanya video yang viral di media sosial, Rabu (12/2/2020) malam. Dalam video berdurasi 28 detik tersebut, tampak tiga orang siswa laki-laki merundung seorang siswi perempuan. Mereka menendang dan bahkan memukul si korbannya dengan gagang sapu. Korban yang tampak tidak berdaya hanya menundukkan kepala di mejanya sambil menangis. Ganjar pun segera merespon hal ini. Sejak Rabu malam, dia mengatakan telah menelepon kepala sekolah tempat terjadinya bullying. Kamis pagi, Ganjar juga mengutus Kepala Dinas Pendidikan Jawa Tengah untuk berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Purworejo demi mengusut kasus ini. “Sekolah sudah ambil tindakan, kepolisian juga sudah menerima laporan. Saya sudah koordinasi dengan pengurus organisasi induk sekolahnya. Jadi sudah saya telponi semua,” pungkasnya. (lhr)   Reporter: Ali Muntoha Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar