Jumat, 29 Maret 2024

Ganjar Ajak Mantan Anak Buah Nordin M Top Sebarkan Nilai Kebangsaan ke Siswa

Ali Muntoha
Rabu, 12 Februari 2020 14:45:36
Gubernur Ganjar Pranowo bersama mantan napiter Jack Harun. (MURIANEWS)
MURIANEWS, Solo – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kembali menggelar sosialiasi penguatan nilai-nilai kebangsaan kepada para siswa, Rabu (12/2/2020). Namun kali ini, kegiatan yang digelar di SMKN 8 Surakarta itu cukup unik. Pasalnya, Ganjar mengajak mantan pelaku Bom Bali 1, Joko Triharmanto alias Jack Harun yang telah bebas dari penjara. Jack Harun merupakan anak buah Noordin M Top, sebagai otak dari berbagai macam aksi terorisme. Bahkan Ganjar mengajak Jack Harun untuk bercerita tentang bahaya radikalisme dan terorisme kepala sekolah, guru, siswa dan rohis se-eks Karesidenan Surakarta yang hadir dalam kesempatan itu. Jack bercerita, keikutsertaannya dalam jaringan Noordin M Top berawal dari berita dan video dari kepingan VCD tentang pembantaian kepada muslim di Ambon dan tempat lain. Rekaman video itu membangkitkan amarahnya dan membuat Jack bertekad untuk membalas dendam. Dia pun bergabung dalam perencanaan aksi Bom Bali 1 pada 12 Oktober 2002 silam, di mana dia bertugas merakit bom. Radikalisme Jack mulai luntur ketika dipidana dan merasakan dinginnya jeruji besi. Meski sempat menolak ideologi Pancasila, namun setelah menerima wejangan dari kedua orangtua dan mendengar tangisan istrinya, hatinya benar-benar luluh. Sampai akhirnya dia merasa sangat bersalah kepada para korban dan berikrar kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. "Untuk generasi muda, kita perlu banyak belajar dan mengambil guru yang tepat. Kepada guru saya pesan, ada beberapa anak muda yang dianggap nakal, jangan dikucilkan dan diasingkan. Pengalaman saya, mereka yang banyak dibully justru akan membuat mereka makin nakal. Yang utama adalah komunikasi," kata Jack. Ganjar pun mendukung apa yang dikatakan Jack Harun. Dia menekankan kepada para siswa pentingnya mencari guru yang tepat, serta tidak serta merta menelan mentah-mentah informasi yang diterima. "Teknologi informasi penting dan bagus, tapi harus hati-hati. Mungkin (informasi itu) tidak benar, mungkin juga sebuah propaganda. Kalian bisa dipengaruhi oleh siapapun, maka carilah guru yang benar dan baik," pesan Ganjar. Ganjar mengatakan, dengan menghadirkan orang yang pernah terlibat aksi terorisme, diharapkan memberi pencerahan kepada masyarakat tentang bagaimana awal terjadinya radikalisme dan bagaimana cara mencegahnya. (lhr)   Reporter: Ali Muntoha Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar