Jumat, 29 Maret 2024

HIMKI Berharap Material Center Jadi Solusi Bahan Baku Furniture di Jepara

Budi Santoso
Kamis, 23 Januari 2020 17:21:32
Pekerja tengah menyelesaikan produk furniture kayu Jepara. (MURIANEWS/Budi Erje)
MURIANEWS, Jepara - Rencana Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perindustrian untuk mendirikan Material Centre di Jepara, disambut baik. Keberadaan Material Centre ini nantinya diharapkan bisa memberi dampak bagi tata niaga bahan baku yang ada di Jepara. Ketua Himpunan Industri Meubel Kayu Indonesia (HIMKI) Jepara Maskur Zaenuri menyatakan, gagasan Material Centre merupakan usulan darinya. Karena itu, ia mengaku gembira, karena Pemerintah Kabupaten Jepara dan Pemerintah Pusat akhirnya memberikan respon baik. Material Centre nantinya akan menjadi pusat penyediaan kebutuhan bahan baku industri ferniture di Jepara. Sesuai dengan hasil pembahasan, lokasinya akan dibuka di Lahan Perusda Jepara, Pakis Aji. Sebagai pengelola nantinya Perusda yang akan memegang peran penting. “Dari pembahasan yang sudah dilakukan, tahun ini Material Centre sudah akan ada di Jepara. Kemenprin sudah memastikan akan memberikan fasilitas untuk dibukanya material centre ini,” ujar Maskur Zaenuri, Kamis (23/1/2020). Konsep Material Centre sendiri digagas untuk menjawab persoalan-persoalan industri mebel yang terjadi di Jepara. Selama 1,5 tahun konsep ini didiskusikan ke beberapa pihak. Masalah bahan baku memang menjadi salah satu persoalan besar. Terutama para pelaku usaha industri mebel berskala IMK (Industri Menegah dan Kecil) menghadapi persoalan besar. Bahan baku kayu yang mereka dapatkan tidak jelas kualitas dan kuantitasnya. Sehingga kadang-kadang tidak memenuhi kebutuhan industri. Hal ini pada gilirannya menempatkan mereka pada situasi lemah dalam persaingan usaha. “Nantinya, di Material Centre tidak hanya disediakan bahan baku kayu. Namun juga ada bahan baku lainnya yang dibutuhkan. Kemudian juga ada fasilitas penggergajian, pengeringan dan pendukung lainnya. Sehingga keluar dari sana orang bisa mendapatkan bahan baku yang bisa langsung diolah, dengan kualitas dan kuantitas pasti serta harga yang kompetitif,” ujar Maskur Zaenuri, menambahkan. Soal bahan baku kayu, di Jepara para pelaku usaha selama ini juga harus mengeluarkan biaya ekstra. Setelah membeli kayu dari satu tempat kemudian harus mengangkut ke penggergajian, dan dilanjut diangkut lagi ke pengeringan kayu. Proses ini selain boros biaya juga waktu. Keberadaan Material Centre diharapkan bisa menjawab persoalan ini. Selain itu, konsep ini diharapkan juga bisa menjadi bagian dari pengawasan tata niaga kayu. Selama ini di Jepara, bahan baku kayu dijual dengan ukuran dan kualitas yang tidak sepenuhnya terkontrol. “Semua taulah kalau soal ini. Orang menjual kayu dengan ukuran yang tidak pasti. Praktik seperti ini tidak disadari telah berpengaruh pada semua aspek usaha. Berapa kayu yang masuk ke Jepara juga tidak jelas jumlahnya. Material Centre diharapkan bisa pelan-pelan memperbaiki situasinya,” tutup Maskur Zaenuri.   Reporter: Budi Erje Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar