Portal berita lokal yang menyajikan informasi dari Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan secara cepat, tepat, dan akurat.

Satu Desa Sudah Lenyap, Tiap Tahun 100 Meter Daratan Pesisir Selatan Jepara Tergerus Abrasi

MURIANEWS.com, Jepara – Pesisir laut di wilayah selatan Jepara menghadapi ancaman abrasi laut dalam tingkat yang mengkhawatirkan. Desa-desa seperti Tanggul Tlare, Suradadi, Panggung dan Bulak Baru, tergerus abrasi. Bahkan rata-rata bisa mencapai sekitar 100 meter setiap tahunnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jepara Farikha Elida menyatakan, berdasarkan foto citra satelit hasil pemetaan Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) yang dilakukan Badan Informasi Geospasial (BIG), situasinya memang seperti itu. Di beberapa kawasan, garis pantai diketahui mundur sampai sekitar 300-an meter dalam tiga tahun.

Pada tahun 2014, foto citra satelit LPI mengambil gambar kawasan Tanggul Tlare dan sekitarnya. Saat diambil foto citra satelit pada tahun 2017, dan dibandingkan fotonya, terlihat ada pergeseran pantai sampai 300-an meter. Abrasi laut memang terjadi sangat ekstrem di kawasan ini, sejak lama.

“Abrasi memang menjadi masalah besar bagi wilayah-wilayah Tanggul Tlare, Bulak Baru dan sekitarnya. Jika tidak ada upaya mengatasinya, maka bisa saja daratan yang ada akan lebih banyak lagi yang tergerus,” ujar Farika Elida, Jumat (27/12/2019) di Bulak Baru.

Warga Desa Bulak, malah sejak tahun 1983 sudah harus meninggalkan kampung halamannya. Mereka harus bedol desa, pindah ke wilayah sejauh kurang lebih 4 km ke lokasi yang saat ini diberi nama Desa Bulak Baru.

Abrasi membuat Desa Bulak lenyap, dan kini sudah menjadi perairan laut. Belum cukup, abrasi yang hingga kini masih berlangsung bahkan masih terus menggerus daratan, hingga Jalan Raya Semat-Kedung, kini hanya berjarak sekitar 100-an meter dari bibir pantai.

“Usaha pemerintah daerah untuk menghentikan abrasi bukan tidak dilakukan. Dana triliunan sudah dikerahkan untuk masalah ini. Namun sepertinya ada kesalahan konstruksi dalam pembangunan fasilitas pemecah gelombang dan sabuk pantai yang dibangun. Akibatnya dalam waktu tidak lama, fasilitas yang dibangun mengalami kerusakan dihantam abrasi,” tambah Elida Farikha.

Mas Nur, warga Bulak Baru, menyatakan Desa Bulak Baru memang berada dalam kondisi rawan abrasi sejak puluhan tahun lalu.

“Saat ini, kalau pas air surut, kadang-kadang desa kami yang lama masih kelihatan beberapa bagian bangunannya. Semua sudah tinggal kenangan,” ujar Mas Nur.

DLH Jepara bekerja sama dengan PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Jepara, Jumat (27/12/2019) menginiasiasi penanaman 1.000 batang mangrove di Bulak Baru. Ini adalah salah satu upaya yang masih diupayakan untuk memperbaiki lingkungan Bulak Baru, dari ancaman abrasi.

Saat ini, ancaman abrasi juga mulai muncul di wilayah pantai Desa Mororejo, Mlonggo dan Desa Ujung Watu, Keling. Wilayah yang terkena ancaman abrasi keseluruhan panjangnya sudah mencapai kurang lebih 10 km lebih.

 

Reporter: Budi Erje
Editor: Ali Muntoha

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.