MURIANEWS.com, Kudus – Januari hingga November 2019, jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Kudus telah tercatat sebanyak sebelas peristiwa. Jumlah tersebut, meningkat dari tahun sebelumnya yakni 2018, yang hanya berjumlah sepuluh kejadian.
Plt Bupati Kudus HM Hartopo menyebut angka tersebut harus ditekan kembali pada 2020 mendatang. Dengan tujuan, Kudus menjadi kabupaten yang paling rendah angka kematian ibunya.
“Harapannya tentu tidak ada penambahan kasus di 2019 ini,” ucapnya pertemuan diseminasi hasil kajian audit maternal perinatal, Kamis (28/11/2019).
Tujuan tersebut bisa tercapai apabila semua elemen bersinergi bersama dalam menekan angka kematian ibu tersebut. Para petugas medis pun diminta melakukan tugasnya dengan sungguh-sungguh.
“Semua bisa tercapai jika para petugas medis melakukan tugasnya dengan baik dan benar,” ucapnya.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong jajaran pegawai di bidang kesehatan untuk bekerja maksimal. Terutama terkait pemberian edukasi kepada masyarakat tentang pola hidup sehat. Serta pengetahuan mengenai masa-masa aman melahirkan.
“Inilah peran penting dari petugas kesehatan,” lanjutnya.
Selain kasus kematian ibu melahirkan, lanjut Hartopo, Kudus juga masih memiliki PR dalam bidang kasus kematian bayi. Sepanjang Januari hingga November 2019 kasus kematian bayi di Kudus mencapai 104 kasus. Sedang pada tahun 2018 jumlah kasusnya mencapai 112 kasus.
“Ibu hamil dan anak balita harus terus dimonitoring kecukupan gizinya melalui Posyandu, selain itu, kepedulian kepala desa, pengurus RT dan RW juga harus ditingkatkan agar tidak sampai terjadi ibu hamil kekurangan gizi,” terangnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Joko Dwi Putranto mengatakan pihaknya akan menggencarkan kembali sosialiasi pada para ibu hamil di Kudus. Terkait dengan bagaimana menjaga kesehatan bayi dan ibu selama masa kandungan dan melahirkan.
“Kami akan upayakan penekanan AKI dan AKB ini,” tandasnya.
Reporter: Anggara Jiwandhana
Editor: Supriyadi