Kamis, 28 Maret 2024

Petani Garam Pati Minta Subsidi Yodium dari Pemerintah

Cholis Anwar
Jumat, 22 November 2019 15:20:06
Pekerja tengah mengemas garam bata di Desa Genengmulyo, Juwana. (MURIANEWS.com/Cholis Anwar)
MURIANEWS.com, Pati - Petani garam di Kabupaten Pati sampai saat ini masih banyak yang memproduksi garam nonyodium. Padahal, keberadaan kandungan yodium menjadi kewajiban setiap produsen garam. Untuk bisa bersaing di pasaran, pemberian yodium pada garam mutlak dilakukan. Namun, para petani masih terkendala mahalnya harga yodium tersebut. Petani garam Desa Genengmulyo, Kecamatan Juwana Eko Sulistyo (29) mengatakan, persaingan usaha di bidang garam, saat ini memang sengit. Apabila garamnya mempunyai kualitas rendah, tentu tidak akan mampu masuk ke pasaran. Sebab, untuk masuk ke pasaran sendiri, garamnya harus beryodium. Sementara sebagian besar petani, tidak mampu membelinya. "Bayangkan saja, untuk satu kilogram yodium, harganya mencapai Rp 800 ribu. Itu paling-paling hanya cukup untuk membasahi satu hingga tiga kuintal garam," katanya. Dia menilai, jika dihitung dari untung dan rugi, tentu dengan harga yang tinggi, petani masih belum bisa menjangkau. Kecuali jika ada subsidi dari pemerintah. Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Edi Martanto mengaku memang perlu adanya subsidi yodium dari pemerintah. Karena, selain menyangkut kesehatan anak bangsa, yodium ini juga bisa meningkatkan pendapatan petani garam. "Tetapi, pengawasannya juga harus ketat. Jangan sampai kalau misalnya nanti pemerintah menyubsidi yodium, tetapi malah yodiumnya dijual. Ini yang tidak boleh," terangnya.   Reporter: Cholis Anwar Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar