Jumat, 29 Maret 2024

217 Penderita HIV/AIDS di Pati Kehilangan Nyawa

Cholis Anwar
Kamis, 7 November 2019 15:08:03
Pengambilan sampel darah untuk mendeteksi adanya virus HIV/AIDS. (MURIANEWS.com)
MURIANEWS.com, Pati - Sampai akhir Sepetember 2019 kemarin, Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Kabupaten Pati mencatat, ada sebanyak 1.532 warga kabupaten ini yang tertular HIV/AIDS. Dari jumlah itu, 217 orang di antaranya sudah meninggal dunia karena penyakit mematikan ini. Pengelola Monev KPA Kabupaten Pati Sinarto mengatakan, dari tahun ke tahun, jumlah pengidap HIV/AIDS di Pati memang mengalami peningkatan. Dari peningkatan itu, jumlah yang paling banyak adalah kelompok swasta. Kemudian disusul dengan kelompok ibu rumah tangga. "Jumlah HIV/AIDS menurut kelompok risiko pekerjaan mulai dari tahun 2010 hingga 2019 ini, swasta ada 66 kasus dan ibu rumah tangga 22 kasus. Dua kelompok itu jumlahnya paling beriringan," katanya, Kamis (7/11/2019). Sementara jika dilihat dari distribusi kasus berdasarkan jenis kelamin, laki-laki yang paling mendominasi. Tercatat, ada 41 kasus distribusi HIV/AIDS yang dilakukan oleh laki-laki hingga akhir September lalu. Sedangkan kelompok perempuan tercatat sebanyak 18 orang. Menurutnya, data ini akan terus dilakukan perbaharuan seiring dengan pemeriksaan yang dilakukan. Hanya saja, untuk pengidap yang memeriksakan di luar Pati, pihaknya mengaku tidak bisa mendeteksi. "Yang kami data ini adalah mereka (pengidap HIV/AIDS) yang periksa di layanan kesehatan di Pati. Kalau yang luar daerah, kami tidak bisa mengaksesnya," ujarnya. Dia mencontohkan, apabila ada pengidap HIV/AIDS yang periksa di rumah sakit di Semarang, tentu dia tidak akan terdata di KPA Pati. Sementara informasi yang berhasil dihimpun, ternyata ada banyak warga Pati pengidap HIV/AIDS yang memeriksakan kesehatannya di RS Kariadi, Semarang. Sehingga, dirinya juga memastikan bahwa jumlah tersebut bisa jadi bertambah. Mengingat banyaknya penderita yang keluar daerah untuk melakukan pemeriksaan. Meski demikian, dirinya berharap agar masyarakat tidak serta merta mengucilkan orang dengan HIV/AIDS (ODHA)  ini. Mengingat, mereka juga membutuhkan perhatian masyarakat sosial. "Jangan dikucilkan. Mereka juga butuh hidup sosial, membaur dengan masyarakat lain. Apalagi proses penularannya juga tidak semudah yang dibayangkan," pungkasnya.   Reporter: Cholis Anwar Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar