Jumat, 29 Maret 2024

Songsong Pilkades Serentak, PAKEM Kudus Tekankan Pentingnya Jaga Toleransi Beragama

Anggara Jiwandhana
Selasa, 29 Oktober 2019 20:04:47
Ipda Subhkan tengah mengisi materi dalam pembinaan Pakem di Aula Kantor Kejaksaan Negeri Kudus, Senin (28/10/2019) kemarin. (MURIANEWS.com/Istimewa)
MURIANEWS.com, Kudus – Pembinaan Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM) digelar oleh Kesabangpol Kabupaten Kudus di Aula Kantor Kejaksaan Negeri Kudus, Senin (28/10/2019) kemarin. Salah satu materi yang ditekankan adalah peran PAKEM dalam mengangkat serta menjaga toleransi beragama saat Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Kabupaten Kudus berlangsung. Materi ini, disampaikan langsung oleh Ipda Subkhan. Subhkan menyebut, kebebasan memilih agama atau memilih keyakinan (penghayat) kepada Tuhan adalah salah satu hak yang diberikan oleh negara. Kebebasan beragama juga merupakan salah satu hak dasar yang juga dilindungi oleh berbagai aturan perundang-undangan negara. “Walau memang, dalam memilih dan menjalankan ajaran agama atau ajaran keyakinan (penghayat) tidak berbenturan dengan hak umum,” lanjutnya. Subhkan pun menekankan pentingnya toleransi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Ia beralasan, dalam berkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, menjalankan ajaran agama atau menjalankan ajaran keyakinan (penghayat) kepada Tuhan YME saja belum cukup. “Toleransi sangat diperlukan, sehingga cara beragama atau cara berkeyakinan kita akan membuat orang-orang di sekitar kita tersenyum, dan bahkan Tuhan ikut tersenyum karena cara beragama dan cara berkeyakinan kita mampu mewujudkan kedamaian,” lanjutnya. Toleransi dalam beragama juga akan membuat ajaran agama yang diajarkan dan yang dianut menjadi baik. Lain hal jika dalam beragama atau berkeyakinan (berpenghayat) tidak baik, maka akan memicu permasalahan. Subhkan menyontohkan seorang Drs. Moh. Hatta, Wakil Presiden Pertama Indonesia. Menurutnya, Hata adalah salah satu contoh yang mampu menunjukkan bagaimana cara beragama atau cara berkeyakinan dengan baik. “Dalam setiap pidatonya, beliau tidak selalu memekikkan takbir untuk menunjukkan sisi religiusnya, juga tidak selalu memekikkan kata merdeka untuk menunjukkan sisi nasionalisnya,” ucapnya. “Sehingga cara beragama dan berkeyakinan beliau mampu menempatkan untuk bisa diterima oleh semua pihak dan golongan, inilah yang bisa kita contoh dari beliau," pungkasnya. Kegiatan pembinaan Pakem sendiri dibuka langsung Kajari Kudus Rustiningsih. Yang juga merupakan Ketua PAKEM Kudus dan diikuti oleh tujuh ketua dan perwakilan dari masing-masing penganut aliran penghayat kepercayaan terhadap Tuhan. Yakni Darmo (Persada), Pramono Sejati, Paguyuban Sumarah, Hardo Pusoro, Budi Luhur, Subud dan Sedulur Sikep. "Kewaspadaan dini di lingkungan merupakan cermin kewaspadaan nasional. Negara melalui ideologi Pancasila, telah mengatur toleransi, memahami perbedaan dalam kesatuan, tidak mengukur agama atau kepercayaan orang lain dengan keyakinan sendiri," ucap Budi Santoso selaku Kepala Kantor Kesbangpol Kabupaten Kudus. "Selain itu tidak mencurigai ritual atau ibadah orang lain yang tidak sama dengan keyakinan sendiri sepanjang tidak menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama," terangnya.   Reporter: Anggara Jiwandhana Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar