Jumat, 29 Maret 2024

”Percuma Ganteng Kalau Gak Bisa Ngaji", Ini Kata-Kata Lucu Santri di Pati

Cholis Anwar
Selasa, 22 Oktober 2019 16:04:08
Salah satu santri membawa poster bertuliskan kalimat lucu. (MURIANEWS.com/Cholis Anwar)
MURIANEWS.com, Pati – Hari Santri Nasional (HSN) di Kabupaten Pati, Selasa (22/10/2019) tak hanya diperingati dengan apel atau upacara saja. Ribuan santri dari berbagai kecamatan di Pati juga mengikuti kirab dari Mapolres Pati hingga Lapangan Alugoro Bumi Mina Tani. Dalam kirab ini, sejumlah santri membentangkan spanduk ataupun kertas karton berisi tulisan-tulisan lucu. Beberapa di antaranya bahkan bernada sindiran bagi yang agak atau kurang saleh atau saleha. Di antaranya berbunyi ”Percuma Ganteng Kalo Gak Bisa Ngaji”. Kalimat ini sepintas terlihat biasa saja, tapi kena sekali bagi anak-anak muda saat ini yang hanya mementingkan penampilan, tapi kurang dalam keimanan. Ada juga kalimat yang agak kekinian dan terlihat jika pembawa tulisan ini adalah Nahdliyin (warga NU) sejati. ”Hari Gini Gak NU, Entah Apa yang Merasukimu” begitu bunyinya dengan gambar wayang dan tokoh kartun Suneo. Entah apa hubungan dua gambar ini dengan kalimat tersebut. Ada juga kalimat-kalimat yang menunjukkan persaudaraan dan perdamaian. Seperti ”Jihadku Menjadi Santri Rahmatan Lil Alamin Sampai Mati” ada juga ”Hai Anak Gunung, Anak Pantai Dapat Salam dari Anak Pondok”. [gallery bgs_gallery_type="slider" columns="1" ids="175174,175175,175176"] Poster dan spanduk bertuliskan kalimat-kalimat lucu ini menambah semarak kirab santri yang digelar di Pati. Ketua HSN Pati Muhammad Zaim Jaelani mengatakan, kirab ini adalah sebagai wujud syukur para santri. Selain itu juga sebagai wujud perjuangan santri untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) masih diakui hingga saat ini. "Ada ribuan santri yang turut kirab. Selain itu juga ada ulama, kiai, Polri, TNI dan pejabat pemerintan," katanya. Lebih lanjut, bahwa santri mempunyai peranan penting untuk membentengi negara. Bahkan keberadaannya saat ini mmpunyai peranan penting untuk merawat kebangsaan dan kebhinekan. Santri sudah mampu bersinergi dengan jajaran keamanan negara dan jajaran pemangku kekuasaan. Artinya, kebersamaan itu tidak lain adalah untuk menjaga keutuhan NKRI. Menurutnya, sinergitas itu sudah dilakukan oleh para santri sejak zaman kemerdekaan, bahkan sebelum itu. Hadirnya KH Hasyim Asyari dan Wahid Hasyim dalam membantu negara melawan penjajah hingga berujung pada kemerdekaan, merupakan wujud santri juga bisa memebawa perubahan. "Saat inilah, perjuangan para ulama dan santri itu kita peringati. Bahwa resolusi jihad merupakan awal dari lahirnya HSN ini," paparnya.   Reporter: Cholis Anwar Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar