Jumat, 29 Maret 2024

Ulama Pati Sebut Tapa Pendem Mbah Pani Dilarang dalam Islam

Cholis Anwar
Selasa, 17 September 2019 16:00:18
Ritual tapa pendem yang dilakukan Mbah Pani di rumahnya di Desa Bendar, Juwana. (MURIANEWS.com/Cholis Anwar)
MURIANEWS.com, Pati – Ritual tapa pendem yang dilakukan Mbah Supani (63) warga Desa Bendar RT 03 RW 01 Kecamatan Juwana, Pati, mendapat perhatian dari banyak pihak. Masyarakat berbondong-bondong datang ke rumahnya untuk menyaksikan ritual langka itu, Senin (16/9/2019) malam tadi. Namun ritual ini mendapat sorotan dari kalangan ulama di Kabupaten Pati. Mereka menilai laku ritual tersebut tidak ada dalam ajaran Islam. Bahkan Wakil Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Pati KH Abdul Majid menilai, ritual tersebut justru dilarang dalam Islam. Saat dihubungi MURIANEWS.com, Selasa (17/9/2019), Kiai Majid menilai, dalam syariat Islam tapa pendem itu tidak boleh. Pasalnya, selama yang bersangkutan melakukan ritual di dalam tanah, dia tidak bisa melakukan kewajiban dalam Islam. "Menurut ajaran Islam, itu (tapa pendem) tidak boleh karena meninggalkan kewajiban salat dan kewajiban yang lainnya," katanya. Ia juga mempertanyakan maksud dan tujuan dari tapa pendem tersebut. Mengingat, tindakan itu itu sama halnya dengan menyiksa jiwa dan raganya. Bahkan dalam spiritualitas Islam pun, menurut dia dengan jelas tidak ada istilah tapa pendem. "Ya enggak ada. Itu murni laku kejawen," terangnya. Ia juga mengimbau kepada masyarakat, khususnya warga Pati agar tidak melakukan ritual yang tidak sesuai dengan syariat Islam. "Lakukanlah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan para Ulama," pungkasnya. Baca juga: Diberitakan sebelumnya, Mbah Pani melakukan ritual tapa pendem di rumahnya, malam tadi. Semua prosesinya sama seperti prosesi menguburkan mayat dalam Islam. Bedanya, saat melakukan ritual ini Mbah Pani berpesan agar tak diazani. Karena menurut dia, azan di kuburan hanya untuk mengubur mayat. Ia akan berada di dalam tanah selama lima hari. Ritual ini bukan yang pertama dilakukannya. Menurut keterangan keluarga, Mbah Pani sudah melakukan ritual ini sebanyak sembilan kali, dan ritual yang kesepuluh ini adalah yang paripurna atau yang terakhir.   Reporter: Cholis Anwar Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar