Jumat, 29 Maret 2024

Imbas Perang Dagang, 11 Perusahaan Pilih Pindah dari China ke Jateng

Ali Muntoha
Selasa, 17 September 2019 10:58:00
Gubernur Ganjar Pranowo berbincang dengan Deputi Perencanaan BKPM Ikmal Lukman. (MURIANEWS.com)
MURIANEWS.com, Semarang – Perang dagang antara Amerika dengan China yang semakin memanas, ternyata berdampak baik bagi Jawa Tengah. Pasalnya, banyak perusahaan yang mulai angkat kaki dari China memilih Jawa Tengah sebagai lokasi untuk memindahkan pabrik produksinya. Deputi Perencanaan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Ikmal Lukman membocorkan, ada sebelas perusahaan yang bakal melakukan relokasi dari China ke Jawa Tengah. Bahkan menurut dia, perusahaan-perusahaan itu menargetkan pada akhir tahun ini proses relokasi rampung dan bisa segera melakukan produksi. Menurut dia, sebelas perusahaan ini menyusul 33 perusahaan yang telah angkat kaki dari Negeri Tirai Bambu sebagai imbas dari perang dagang antara Amerika dan China. "Kita tidak mau kehilangan momentum ini lagi, setelah tidak satupun dari 33 perusahaan yang masuk ke Indonesia. Maka ini kita siap-siap agar kesempatan ini tidak terlepas lagi," katanya. Menurut dia, sebagian besar dari sebelas perusahaan tersebut, bergerak di bidang furniture. Ia menyebut, BKPM memang merekomendasikan Jawa Tengah sebagai relokasi untuk sebelas perusahaan tersebut. Ini dilakukan setelah pihaknya melakukan mapping di sejumlah daerah di Indonesia, dan Jateng dianggap paling cocok. Namun dia belum bisa membocorkan berapa total investasi yang bakal masuk. "Jateng ini kan sentra industri mebel nasional dengan kontribusi 80 persen. Kami mencari lokasi tepat untuk relokasi. Untuk relokasi ini salah satu parameter utamanya adalah ketersediaan lahan," ujarnya. Menurut Ikmal, Kendal, Pemalang dan Sukoharjo merupakan daerah paling potensial. Dia mengatakan hal-hal mendasar seperti lahan dan infrastruktur di daerah tersebut bisa jadi daya tarik tersendiri. "Infrastruktur dasar, listrik dan jalan. Jalur transportasi logistik sangat baik. Mereka kan itu permintaannya. Awal Oktober BKPM berkunjung ke sentra industri furniture China. Setelah mendapat kepastian di Jawa Tengah, November akan bertemu dengan presiden dan Desember harapannya sudah terealisasi," terangnya. Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut, tiga wilayah yang ditunjuk BKPM itu telah memang terfokus untuk pengembangan industri. Bahkan Kendal juga disiapkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) setelah memiliki Kawasan Industri Kendal (KIK). "Jawa Tengah memang didorong untuk gas pol. Karena dijadikan penyangga utama pertumbuhan ekonomi nasional. Maka PMDN (penanaman modal dalam negeri) dan PMA (penanaman modal asing) kita dorong," kata Ganjar, Selasa (17/9/2019). Ganjar menyebut, meski saat ini industri yang berkembang di Jawa Tengah masih di sektor tekstil dan turunannya termasuk furniture, namun tidak menutup kemungkinan bagi industri lain untuk masuk. Khusus untuk menyikapi relokasi perusahaan China tersebut pihaknya bakal menyiapkan cluster-cluster wilayah. "Salah satu kekuatan di Jawa Tengah tekstil dan turunan tekstil, makanan dan minuman, dan furniture. Nanti kita buat great. Kalau berkenan, jika BKPM ke China kawan-kawan bupati diajak biar langsung paparan dan bisa deal," katanya. (lhr)   Reporter: Ali Muntoha Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar