Selasa, 19 Maret 2024

Memaknai Andhum Tresna Bersama SEMAK Tadabburan

Anggara Jiwandhana
Minggu, 15 September 2019 20:19:31
Kegiatan SEMAK Tadabburan Majelis Masyarakat Maiyah di Museum Kretek. (MURIANEWS.com)
MURIANEWS.com, Kudus – Sedulur Maiyah Kudus (Semak) menggelar kegiatan bulanan SEMAK Tadabburan di Halaman Museum Kretek, Kudus, Sabtu (14/9/2019). Agenda yang digelar kali ini mengangkat tema "Andhum Tresna". Andhum sendiri memiliki arti berbagi. Sedang tresna, memliki artian cinta. Bahasan tersebut memikat ratusan orang untuk hadir. Acara semakin menarik ketika pemantik-pemantik andal diundang dalam kegiatan tersebut. Di antaranya Muh. Ali (Koordinator Maiyah Kudus), Nurhadi (President Tronjal Tronjol), Gus Syafiq (Mubaligh Maiyah Kudus) dan Ipda Subkhan, S.H., M.H (Kanit Kamsus Satintelkam Polres Kudus) yang berhasil membawa suasana berlangsung hidup dan interaktif. "Andhum tresna adalah kalimat yang singkat namun penuh dengan makna. Dan bila dikaji maka kita semua akan mendapatkan pemahaman yang bervariasi sesuai keilmuan dan profesi yang mengkajinya" kata salah satu pemantik, Ipda Subkhan saat mengawali materinya. Ia menambahkan, andhum atau berbagi dalam konteks ini adalah tidak akan mengurangi sesuatu yang dibaginya. Sedang cinta, adalah emosi dari kasih sayang yang kuat dalam bentuk aksi yang dilakukan manusia. Pada objek atau sesuatu berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang. “Serta membantu, menuruti, mengikuti, patuh dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut," katanya. Di era sekarang, mudah melihat bagaimana penerapan cinta yang salah dari perilaku generasi milenial yang jumlahnya 34 % dari penduduk Indonesia. Bagaimana cinta terhadap HP atau internet mengalahkan segalanya. Hasil IDN Research menemukan 94,4 % generasi milenial kita terkoneksi internet, 98,2 % menggunakan smartphone dan 70,4 %. “Di antaranya mengakses media digital serta 79 % membuka smartphone satu menit setelah bangun tidur,” katanya. Penerapan cinta yang salah juga ditemui di kasus cinta terhadap game online. Karena saking cintanya pada game online, menjadikan seorang remaja di Malang mencuri di rumah tetangga. Belum seorang ibu di Kediri harus membayar tagihan Rp 12 juta untuk game online anaknya. “Dan adanya seorang anak di Thailand yang berencana meracuni orang tuanya karena wifi rumahnya dimatikan. Itu semua tidak akan terjadi kalau kita bisa andhum tresna dengan baik,” tegasnya. Karena itulah, ia mengingatkan, sejatinya cinta kepada Allah, cinta kepada Nabi, cinta kepada anak dan istri, cinta kepada sesama dan bahkan cinta kepada diri sendiri adalah cinta yang utama. “Seyogyanya tidak akan mengurangi nilai cinta kepada yang lainnya, karena cinta tidak akan habis dibagi berapa pun,” pungkasnya.   Reporter: Anggara Jiwandahana Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar