Selasa, 19 Maret 2024

Jaga Eksistensi Tradisi, Olimpiade Dolanan Anak Digelar di Jepara

Budi Santoso
Minggu, 15 September 2019 15:52:11
Sejumlah anak tengah bermain permainan tradisional. (MURIANEWS.com/Budi Erje)
MURIANEWS.com, Jepara - Gobak sodor, bekel, congklak, gansing, hingga egrang, adalah jenis dolanan tradisional anak pada zamannya. Untuk saat ini bahkan bisa dikatakan tidak ada lagi yang memainkannya. Bukannya anak-anak zaman sekarang tak suka, tapi mungkin memang karena belum mengenal permainan itu. Untuk menghidupkan kembali eksistensi dolanan tradisional anak, di Desa Kecapi, Jepara, digelar sebuah acara bernama ‘Olimpiade Dolanan Anak’ (Odolan). Lembaga Bimbingan Belajar Rumah Belajar Ilalang (LBB-RBI) Desa Kecapi, menyelenggarakan kegiatan ini untuk kesekian kalinya. Ajang ini diharapkan bisa menghidupkan kembali kejayaan dolanan kuno, yang telah jarang disentuh. Salah satu tokoh LBB-RBI, Den Hasan menyebut ini merupakan sebuah inovasi dalam menjaga kearifan lokal. Odolan sengaja kembali digelar untuk menjaga kelestarian budaya bangsa. Beragam dolanan kuno ini mulai terancam dan hampir punah. Saat ini anak-anak sudah banyak disibukkan dengan bermain gawai dan permainan modern. Jika tidak dikenalkan, dan diajarkan kepada mereka, dolanan tradisi yang sangat bagus ini bisa lenyap. “Olimpiade dolanan anak sudah menjadi program tahunan kami di LBB-RBI. Semula berangkat dari membaca keadaan yang terjadi. Setiap tahun permainan anak semakin berkembang, dan melupakan yang tradisional,” ujar Den Hasan, Minggu (15/9/2019). Odolan yang digelar tidak hanya mengajak anak bermain. Namun, anak-anak yang terlibat juga diberikan pengetahuan mengenai sejarah, dan manfaat dibalik beragam dolanan tradisional. Dari kegiatan ini diharapkannya dapat memacu dan memotivasi komunitas lain, untuk turut menjaga warisan budaya. Termasuk di dalamnya lembaga sekolah di Jepara. “Hasilnya Odolan memberikan juga wawasan kembali bagi para penggiat dolanan di Jepara. Dengan permainan tradisional kita tahu bahwa anak-anak akan semakin aktif, interaktif, dan bisa bersosialisasi,” tambah Den Hasan. Acara dolanan berlangsung seru. Terbukti sengatan matahari atau hempasan debu tak mampu surutkan semangat anak-anak pelajar TK dan SD. Tidak hanya anak-anak, antusiasme juga dirasakan para guru. Aksi ini bisa jadi justru bangkitkan kenangan nostalgia mereka. Sukaryati, salah seorang guru TK mengatakan jika dolanan tradisional sejatinya sarat makna. Mulai dari pesan moral hingga filosofi pendidikan. Selain bermanfaat untuk membentuk karakter anak, meningkatkan kemampuan fisik, dan juga dapat mengasah kemampuan bersosialisasi dan mengajarkan kebersamaan, serta taat akan aturan. “Sebuah langkah sederhana yang mengingatkan generasi muda, bahwa bangsanya kaya akan budaya,” kata Sukaryati memberikan pendapatnya.   Reporter: Budi Erje Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar