Jumat, 29 Maret 2024

Bencana Kekeringan di Grobogan Jadi Perhatian Media Jepang

Dani Agus
Selasa, 10 September 2019 19:39:49
Awak media Jepang The Asahi Shimbun sedang berada di Grobogan untuk melihat dampak bencana kekeringan yang berlangsung sejak beberapa bulan terakhir. (MURIANEWS.com/Dani Agus)
MURIANEWS.com, Grobogan - Bencana kekeringan yang melanda sebagian wilayah Kabupaten Grobogan menjadi perhatian bagi media Jepang The Asahi Shimbun. Salah satu media ternama di Jepang itu bahkan mengirimkan Kepala Kantor Biro Koresponden untuk Indonesia Hidefumi Nogami dan satu wartawannya yang juga menjadi penerjemah Endang R Suciyati datang ke Grobogan didampingi tim dari PMI Provinsi Jateng, Selasa (10/9/2019). Rombongan tamu tersebut sempat diajak tim dari PMI Grobogan untuk meliput proses penyaluran bantuan air bersih di Desa Kenteng, Kecamatan Toroh. Mulai dari proses pengambilan air bersih ke dalam mobil tangki, hingga penyerahannya pada warga. Kepala Seksi Pelayanan PMI Grobogan Gesit Kristiawan menjelaskan, banyak hal yang ditanyakan oleh awak media dari Jepang tersebut. Baik kepada tim PMI maupun masyarakat langsung di desa yang terkena dampak kekeringan. Gesit menjelaskan, menurut data hingga 7 September lalu, BPBD Grobogan sudah menyalurkan bantuan air bersih pada warga di 107 Desa di 15 Kecamatan. “Selama kekeringan, PMI juga ikut menyalurkan bantuan air bersih. Namun, PMI sifatnya hanya membantu dan selalu berkoordinasi dengan BPBD Grobogan,” katanya. Dalam mendukung penyaluran bantuan air bersih tersebut, pihaknya menemu satu kendala utama. Yakni, belum memiliki armada tangki air bersih sendiri. Armada yang digunakan selama ini merupakan milik PMI Provinsi Jateng. Sementara itu, Hidefumi Nogami menjelaskan, medianya ingin melihat secara langsung dampak perubahan iklim yang terjadi di dunia. Menurutnya, perubahan iklim yang terjadi saat ini merupakan kejadian luar biasa. “Tidak hanya koresponden di Indonesia yang diminta untuk meliput terkait perubahan iklim ini, tapi juga beberapa koresponden di seluruh dunia. Saat ini, di Jepang juga panas dan kondisinya berbeda dari sebelumnya,” katanya.   Reporter: Dani Agus Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar