Jumat, 29 Maret 2024

Peternak di Dawe Kudus Diajari Olah Kotoran Ayam Jadi Pakan Domba

Dian Utoro Aji
Senin, 9 September 2019 17:00:18
Kelompok Tani Ternak (KTT) Pelang Makmur Desa Margorejo Kecamatan Dawe, Kudus melakukan pelatihan pengelolahan litter (kotoran) ayam untuk pakan hewan ternak domba, Senin (9/9/2019). (MURIANEWS.com/Dian Utoro Aji).
MURIANEWS.com, Kudus – Kelompok Tani Ternak (KTT) Pelang Makmur Desa Margorejo Kecamatan Dawe, Kudus melakukan pelatihan pengelolahan litter (kotoran) ayam untuk pakan hewan ternak domba, Senin (9/9/2019). Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan solusi pakan domba. Apalagi, pengelolaan kotoran ayam untuk pakan tersebut dipercaya memiliki banyak kandungan nutrisi. Kegiatan ini diikuti oleh puluhan anggota KTT Pelang Makmur, perwakilan kelompok tani se-Kabupaten Kudus, petugas penyuluh lapangan (PPL), dan pemerintah Desa Margorejo. Mereka pun tampak antusias mengikuti pelatihan tersebut. Cahya Setya Utama selaku Pembicara dan Pelatih dari Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) UNDIP menjelaskan karakter litter yang terdiri dari sekam dan kotoran ayam. Sehingga hal ini sebaiknya dilakukan proses fermentasi lebih dahulu untuk digunakan sebagai pakan ternak ruminansia. Proses fermentasi dapat menghasilkan panas yang memungkinkan mikroorganisme pathogen pada litter mati sehingga lebih aman digunakan. Litter broiler mengandung bahan organik yang digunakan sebagai sumber nutrien bagi perkembangan mikroorganisme yang diinginkan. “Hasil analisis laboratorium tentang litter fermentasi menunjukkan kandungan protein 17 persen, aman dari bakteri pathogen dan aman cemaran meat bone meal (MBM),” ungkapnya, Senin (9/9/2019). Ia mengatakan, dalam 15 ton litter plus kotoran ayam broiler dihasilkan setiap siklusnya dari peternakan broiler (ayam pedaging) yang populasinya sekitar 20 ribu ekor.  Dalam litter pasca panen ayam broiler terkandung material litter, kotoran dan bulu ayam. “Karena itu banyak mikroorganisme berkembang di dalamnya, antara lain bakteri, virus, parasit (koksidia) dan jamur,” ungkapnya. Bahkan antibiotik dan vaksin pun mungkin saja bercampur karena ekskresi antibiotik bersama kotoran atau tumpah dengan air saat pengobatan dan pemberian vaksin. Sementara, biasanya petani melakukan penanganan sederhana untuk menekan kekhawatiran adanya potensi penyebaran penyakit dengan cara litter. Yakni kotoran itu dibiarkan selama seminggu, lalu dicampur dengan tanah dan kapur sebelum disebarkan ke tanaman. “Namun kali ini kita buat sebagai pakan hewan ternak domba. Adapun komposisi litter (kotoran ayam) fermentasi terdiri dari urea, garam krosok, tetes, mineral mixs dan starter fermentasi dengan lama proses fermentasi selama tiga pekan,” jelasnya. Mulyo Irawan Ketua Kelompok Tani Ternak Pelang Makmur mengaku sangat antusias untuk mencobakan hasil pelatihan tersebut. “Untuk ternak dombanya dan tak sabar untuk melihat hasilnya. Ini merupakan teknologi yang merakyat dan harganya super murah, untuk ternak domba ,” tambahnya.   Reporter: Dian Utoro Aji Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar