Kamis, 28 Maret 2024

Kemarau, Produksi PDAM Jepara Turun 10 Persen

Budi Santoso
Senin, 9 September 2019 16:29:38
Masyarakat mendapatkan droping air bersih saat kemarau panjang ini (Dok. MURIANEWS.com)
MURIANEWS.com, Jepara - Musim kemarau yang mulai menerjang wilayah Kabupaten Jepara berdampak pada produksi air bersih PDAM Jepara. Saat ini, sumur-sumur yang dimiliki PDAM Jepara mengalami penurunan produksi sekitar sepuluh persen. Direktur PDAM Jepara Prabowo menyatakan, memasuki musim kemarau, sejumlah sumur yang menjadi sumber air baku mengalami penurunan debit. Hal ini membuat produksi air bersih PDAM juga mengalami penurunan. Dampaknya ada beberapa wilayah yang akhirnya terkena dampak. Misalnya saja di Lemah Abang (kota), Kaliombo (Pecangaan) dan Karang Aji (Kedung Malang). Di tiga wilayah itu, pasokan air PDAM sudah tidak mencukupi. “Memang seperti itu kondisinya. Sumur sumber air baku mengalami penurunan debit, sehingga produksi air bersih juga berkurang,” ujar Prabowo, Senin (9/9/2019). Untuk mengatasi hal itu, PDAM Jepara terpaksa melakukan droping air bersih. Hal ini dilakukan untuk tetap memberikan pelayanan kepada pelanggan. Meski diakui tetap tidak memberikan kenyamanan, namun langkah ini diharapkan bisa membantu masyarakat. Secara keseluruhan hanya tiga desa tersebut yang saat ini mengalami dampak, akibat kemarau. Hal ini sudah biasa terjadi di saat kemarau, saat sumur-sumur milik PDAM mengalami penurunan debit air. “Penurunan debit air yang terjadi saat ini mencapai sekitar sepuluh persen. Ini menimbulkan dampak dalam pelayananan,” tambahnya. Di wilayah kota, kadang terjadi kemacetan aliran air. Namun hal itu bukan disebabkan karena masalah pasokan. Namun dikarenakan masalah tehnis, karena ada perbaikan jalan yang kemudian secara tak sengaja merusak jaringan PDAM. Pihaknya berharap masyarakat bisa memahami situasi ini. Penggunaan air bersih diharapkan bisa dilakukan dengan hemat. Usaha penghematan juga harus dilakukan agar kebutuhan air bisa dicukupi. Sementara itu, Sefti Novianti (27), warga Kedung Malang, menyatakan aliran PDAM di wilayahnya selalu mengalami persoalan. Pada saat musim penghujan, air memang banyak, namun kualitasnya tidak tentu bagus. Sedangkan pada musim kemarau, aliran air PDAM bisa dikatakan tidak ada. Warga harus membeli air bersih untuk mencukupi kebutuhannya. Sudah begitu, sebagai pelanggan PDAM, warga tetap harus membayar kendati kadang servis yang didapatkan tidak memuaskan. “Kemarau atau tidak sama saja bermasalah. Namun pada kemarau memang harus kami akui lebih merepotkan kalau urusan kebutuhan air. Kami berharap ada perubahan yang bisa dilakukan oleh PDAM agar masyarakat merasa puas terlayani,” ujar Sefti.   Reporter: Budi Erje Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar