Jumat, 29 Maret 2024

Promosi Local Tourism Lewat Medsos

Murianews
Senin, 2 September 2019 10:38:20
Candi Borobudur. (Pixabay)
[caption id="attachment_171906" align="alignleft" width="150"] Erwin Prastyo *)[/caption] INDONESIA sebagai negara yang kaya akan daerah destinasi wisata patut berbangga. Sokongan destinasi wisata Indonesia salah satunya berasal dari Jawa Tengah. Destinasi wisata seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, Dieng Plateau, Karimun Jawa, dan Museum Kereta Api sudah bukan hal asing di kalangan wisatawan. Predikat Jawa Tengah semakin melambung lewat penghargaan terbaik Indonesia’s Attractiveness Award di tahun 2018. Di Jawa Tengah sendiri saat ini mulai tumbuh dan menjamur kawasan wisata lokal (local tourism) di berbagai daerah. Pembiayaan dan pengelolaannya ada yang dikelola secara mandiri ada juga yang kemudian diserahkan kepada pemerintah daerah setempat, misalnya dalam bingkai Badan Usaha Milik Desa (BUMD). Seperti yang diungkapkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat ini telah ada 229 desa wisata yang tersebar di 35 kabupaten dan kota di Jateng. Desa wisata di Jateng ditargetkan mencapai 500 desa. (Tribun Jateng, 21 Juli 2019). Dalam upaya mewujudkan pemenuhan target desa wisata di Jawa Tengah, perlu dibangun desa wisata baru dengan segala potensi dan keunggulan daerah menjadi sebuah wisata lokal yang bernilai jual tinggi. Kita ketahui bersama juga kalau kunjungan wisatawan jelas berbanding lurus dengan pendapatan yang diterima daerah. Tentu berbagai lini terkait wisata lokal perlu dirawat dan dibenahi dengan memenuhi unsur 4A yaitu attraction (atraksi), accessibility (akses), amenity (akomodasi), dan ancilliary (fasilitas pendukung). Selain itu, kawasan wisata lokal harus dikembangkan lebih inovatif dan menarik, digali potensinya secara maksimal dengan didukung promosi dan pemasaran yang kreatif-inovatif-efektif. Saat ini anak muda atau yang disebut generasi milenial tidak bisa dipisahkan dari medsos dan ruang maya. Keberadaan medsos dan kaum milenial di era cyber information ibarat dua sisi mata uang, yang tak bisa dipisahkan antara keduanya. Berkaitan dengan generasi milenial dalam hal ini, pendekatan yang paling cocok ialah melalui media sosial (ruang maya). Adapun salah satu cara mempromosikan wisata lokal yakni membentuk komunitas generasi muda yang bisa mengkampanyekan lewat media sosial. Generasi milenial bisa menjadi laskar digital wisata di daerahnya dengan melakukan promosi wisata lokal daerahnya lewat medsos. Upaya ini sesuai komunitas Generasi Pesona Indonesia (GenPI). Salah satu tugasnya yaitu promosi potensi pariwisata secara online melalui media sosial. Komunitas yang yang dibentuk Kementerian Pariwisata RI saat ini sudah ada di 34 provinsi di Indonesia. Mengadaptasi dari yang sudah dilakukan Kementerian Pariwisata, sudah saatnya desa-desa di Jawa Tengah menggandeng anak-anak muda untuk ikut memajukan wisata lokalnya berbantuan internet. Karena generasi milenial inilah yang sudah akrab dengan digital life style. Ini menjadi bagian penting dari strategi promosi wisata lokal di daerah, karenanya semangat generasi milenial yang mampu memberikan manfaat dan spirit volunteer perlu disemai. Laju perkembangan teknologi dan informasi saat ini menunut kita untuk selalu mengikut arus perkembangan dan dinamikanya. Kehadiran medsos merupakan konsekuensi logis kemajuan IPTEK yang memberikan dampak siginifikan pada seluruh aspek kehidupan, termasuk juga dalam mempromosikan wisata lokal di daerah. Upaya baik ini haruslah didukung dengan sistem pengelolaan yang lebih baik dan profesional. Harapannya lewat promosi berbasis ruang maya ini wisata lokal menjadi viral dan akan banyak wisatawan berkunjung sehingga berimbas positif dalam menghidupkan perekonomian masyarakat sekitar. Semoga. *)   *) Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Baca Juga

Komentar