Jumat, 29 Maret 2024

Dibuang ke Sungai, Limbah Pabrik Tahu di Desa Karangbener Kudus Diprotes  Warga

Anggara Jiwandhana
Rabu, 21 Agustus 2019 19:49:43
Paat saat menunjukkan tanggul yang dijebol untuk mengalirkan air limbah tahu di Sungai Dawe, Desa Karangbener sore tadi (MURIANEWS.com/Anggara Jiwandhana)
MURIANEWS.com, Kudus – Limbah sisa pembuangan dari pabrik tahu di Desa Karangbener diprotes ratusan warga di tiga desa terdekat yang terdampak. Ketiga desa tersebut yakni Desa Karangbener, Desa Ngembalrejo, dan Desa Hadipolo, Kecamatan Bae , Kudus. Limbah diprotes karena pihak pabrik dengan sengaja membuang air sisa produksi tahu ke aliran Sungai Dawe dan mencemari aliran. Sekitar 300 tanda tangan pun telah dikukuhkan warga untuk menolak tindakan pembuangan limbah tahu yang tak beraturan di Sungai Dawe tersebut. “Penggalangan sudah kami lakukan sejak tahun 2017 silam,” ucap Supaat (47), Ketua RT 02/RW 06 Desa Ngembalrejo,Rabu (21/8/2019) siang. Sungai Dawe yang seharusnya bersih pun tercemar. Bau menyengat sesekali menyerbak ke pemukiman terdekat warga. Yang terparah adalah kini air limbah menjadi sarang puluhan ribu nyamuk. “Tiap sore nyamuknya pergi ke pemukiman, sangat mengganggu,” lanjutnya. Adanya banyak nyamuk dikarenakan air limbah dibendung di satu titik. Pembendungan air limbah dilakukan setelah pihak warga menuntut agar aliran limbah tidak sampai aliran sungai yang berdekatan dengan rumah warga. “Dulu pernah diadakan rapat koordinasi dengan Muspika dan aparat terkait, hasilnya ya pembendungan itu,” lanjutnya. Hanya, entah siapa yang membuka, tanggul untuk menahan air limbah terbuka dan membuat air limbah punya celah untuk lewat dan mengalir ke aliran sungai dekat pemukiman. “Kami melihat tumpukan karung pembendung bagian sisi timur dijebol sekitar dua meter,” jelasnya. Paat menceritakan, sebenarnya Dinas terkait telah menawarkan solusi untuk mengatasi masalah limbah tahu. Yakni membuat IPAL bersama danmelakukan relokasi pabrik tahu dalam satu kawasan. Namun langkah tersebut hingga kini belum terealisasi. “Alasannya, antara lain belum adanya tempat untuk relokasi dan perizinan,” tandasnya. Pihaknya pun berharap permasalahan ini bisa segera terpecahkan. Para dinas terkait bersama aparat juga diharapkan untuk turun tangan kembali terhadap permasalahan ini. Mengingat kegiatan pembuangan limbah tahu telah terjadi bertahun-tahun . “Semoga segera ada solusi, limbah sudah cemari sungai kami lebih dari sepuluh tahun,” tandasnya.   Reporter: Anggara Jiwandhana Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar