Jumat, 29 Maret 2024

Kesbangpol Duga Ada Mahasiswa Pati Terpapar Radikalisme

Cholis Anwar
Selasa, 13 Agustus 2019 15:38:12
Seminar Kebhinekaan yuang digelar Kesbangpol Pati terkait isu radikalisme. (MURIANEWS.com/Cholis Anwar)
MURIANEWS.com, Pati – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Pati mendorong mahasiswa agar mampu merawat kebhinekaan dan menangkal paham radikalisme. Apalagi, paham tersebut selama ini telah menjadi momok dan mengancam  keutuhan bangsa. Hal ini dikatakan Kepala kesbangpol Pati Susanto dalam seminar Kebhinekaan di Gedung Korpri Pati, Selasa (13/8/2019). Ia menyebut, mahasiswa selama ini sudah banyak yang terkena virus radikalisme. Bahkan, di Bumi Mina Tani (Kabupaten Pati) disinyalir juga sudah ada mahasiswa yang terjerat paham tersebut. “Mahasiswa sudah banyak yang terkena informasi radikalisme. Di Kabupaten Pati ini menurut informasi juga ada. Tetapi,  belum ada data, jadi kami belum bisa menjelaskan secara detail,” katanya. Susanto berharap, para mahasiswa dapat mengetahui bahaya dari radikalisme dan mampu mencegahnya. Sehingga mampu menciptakan Pati yang kondusif. “Yang paling canggih adalah media sosial, jadi penyebarannya (paham radikal) harus diwaspadai. Mengingat, di era digital ini segala sesuatu bisa saja terjadi,” imbuhnya. Sementara itu, Agus Riyanto, dosen Ilmu Politik FISIP Unwahas Senarang yang trurut menjadi pemateri mengatakan, dalam perspektif ilmu sosial, radikalisme erat kaitannya dengan sikap atau posisi yang mendambakan perubahan terhadap status quo. Perubahan itu ditempuh dengan jalan menghancurkan secara total dan menggantikannya dengan sesuatu yang baru dengan sangat berbeda. “Penelitian Badan Intelijen Negara (BIN) pada 2017 lalu, mencatat sekitar 39 persen mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi terpapar radikalisme. Dari penelitian diperoleh data 24 persen mahasiswa dan 23,3 persen pelajar SMA setuju dengan jihad demi tegaknya negara Islam,” jelasnya. Agus menyebut, ada beberapa strategi pencegahan, seperti kontra radikalisasi yakni dengan cara penanaman nilai-nilai ke-Indonesiaan serta nilai-nilai nonkekerasan. "Selain itu, juga melakukan deradikalisasi. Ini ditujukan pada kelompok simpatisan, pendukung, inti dan militan yang telah terpapar radikalisme dan terlibat terorisme," pungkasnya.     Reporter: Cholis Anwar Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar