Jumat, 29 Maret 2024

Ganjar Persilahkan ASN Penolak Pancasila Mundur atau Dipecat

Ali Muntoha
Jumat, 26 Juli 2019 16:05:54
Gubernur Ganjar Pranowo saat melantik ratusan pejabat pengawas dan administrator. (MURIANEWS.com)
MURIANEWS.com, Semarang – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut, ada beberapa aparatur sipil negara (ASN) di Jawa Tengah yang terindikasi terpapar ideologi radikal dan menolak Pancasila. Menurut dia, ASN yang terpapar itu saat ini mempunyai dua pilihan, mundur sebagai ASN atau dipecat dengan tidak hormat. Ini dikatakan Ganjar saat melantik 628 pejabat pengawas dan administrator di lingkungan Pemprov Jateng, Jumat (26/7/2019). Ganjar menyebut, pegangan utama para pejabat adalah kesetiaan pada NKRI, termasuk di dalamnya Pancasila dan UUD 1945. Soal integritas, lanjut Ganjar, jika dilanggar pilihannya hanya ada dua, yakni pensiun dini atau dipecat. "Kami terpaksa akhirnya menelisik satu persatu laporan yang masuk. Negara dihadapkan permasalahan yang serius. Bukan justru mengungkit pada keadaan ketika Indonesia belum lahir dengan banyaknya perdebatan ideologis," ujarnya. Jika hal paham ini dibiarkan, menurut Ganjar justru akan membuat kondisi bangsa ini mengalami kemunduran yang sangat jauh. Oleh karenanya Ganjar berpesan agar para ASN dan pejabat selalu teguh memegang loyalitas dan integritasnya pada negara. "Di luar sumpah yang sudah diucapkan dan hayati, yakni setia dengan UUD 1945 di dalamnya ada Pancasila. Pegang erat-erat itu. Kita tidak bergeser pada pikiran ideologi kiri atau kanan. Kalau kita tidak teguh memegang itu negara akan bergeser," katanya. Ganjar memperingatkan, jika ada PNS yang mengalami kegelisahan ideologi untuk menghadap dirinya agar dicarikan jalan terbaik. “Saya ingin pengelolaan pemerintahan berjalan baik. Saya bangga betul. Tetapi, kebangaan saya, ketika ada rakyat yang bilang pelayanan Pemprov sekarang main baik dan saya menyukai pemerintahan sekarang,” tandasnya. Baca juga: Sebelumnya, Ganjar juga meminta kepada Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) agar PNS yang terpapar paham intoleransi dan radikalisme untuk dipecat lebih cepat. Karena, mereka yang terpapar paham itu, akan terus melakukan perlawanan baik melalui ideologi dan membangun wacana melalui media sosial. Jika sudah terpecah, identitas mereka pun muncul dan untuk kembali ke pangkuan NKRI sangat sulit. “Kalau secara detil sudah ada, dan yang ada ini menjadi alert, kita mesti perhatian. Menjadi ASN itu berat. Harus menjadi contoh di tengah masyarakat, menjadi manusia yang mendekati sempurna sebagai konsekuensi logis maupun ketegasannya. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, ASN itu ibarat lokomotif sempurna," jelas Ganjar   Reporter: Ali Muntoha Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar